Islam Di Domba Hitamkan

Ditengah kekacauan,Fitnah, teror dan kekerasan,umat Islam tetap tabah berdiri mempertahankan keyakinannya, dengan memperkenalkan agamanya dengan cara-cara damai dan menyejukkan.

Akhirnya Sunni dan Syiah Bersatu

Bukankah mereka mengimani tuhan yang sama, Mencintai Nabi dan Rosul yang sama, memiliki Kitab suci yang sama, Mempunyai Syahadah yang sama ?, Kemudian mereka saling fitnah dan menumpahkan darah.

Pengaruh Peradaban Islam Terhadap dunia Modern

Pada masa lampau, peradaba Islam memberikan sumbangan besar terhadap kemajuan dunia Barat, kini Islam dan Barat saling menghunus pedang, Islam sebagai Tokoh Kegelapan, sedangkan Barat sebagai Tokoh Peradaban.

Jihad Dan Terorisme dalam Prespektif Islam

Siapa mereka yang mengatakan terorisme merupakan bagian dari jihad fi sabilillah ?? sedangkan teror sangat ditentang oleh teks rujukan utama umat Islam.

Lagenda Assasin "Penebar Maut Lembah Alamut"

Asyhasin(assassin) Antara Lagenda dan Mitos, Siapa Sangka Assassin yang terkenal sebagai Game, adalah Kisah Nyata Pasukan Khusus sekte pecahan Syiah Ismailiyah.

Saturday 26 November 2011

RESPON FILSAFAT PENDIDIKAN

ISI DAN ARTI FILSAFAT
Pada buku filsfat pendidikan (Suparlan Suhartono; 2007) mengatakan bahwa filsafat, baik secara substansial ,maupun eksistensial, adalah ‘induk’atau sumber dari semua jenis ilmu pengetahuan dan jenis apapun dipelajari di dalam filsafat, dan semua objek forma (sudut pandang) ilmu pengetahuan secara terpadu menjadi objek forma filsafat. Berdasarkah hal tersebut maka saya berpendapat bahwa filsafat ini dapat dijadikan sebagai pedoman hidup manusia dalam menjalani kehidupan agar kita mendapat pegangan hidup terkhususnya hubungan manusia dengan sang pencipta seperti pada objek materinya bahwa filsafat menyelidiki segala segala sesuatu yang ada, meliputi ada manusia, ada alam, dan ada causa prima (Sang pencipta).

Maka permasalahannya adalah : jika memang filsafat ini dapat dijadikan sebagai pedoman hidup maka bagaimana implimentasinya atau penerapannya untuk dijadikan sebagai pedoman hidup?

HAKIKAT MANUSIA DAN PERSOALAN PENDIDIKAN 

Bila masalah pendidikan dalam kehidupan masyarakat diperhatikan secara seksama, tampak jelas bahwa komersialisasi pendidikan berbanding lurus dengan krisis moral. Padahal manusia sendiri mengaku bahwa dirinya adalah makhluk yang cerdas spiritual, intelektual maupun moralnya, dan juga makhluk yang memiliki potensi yang lengkap dan lebih sempurna. 

Maka permasalahannya adalah : mengapa manusia menjadi penyebab terjadinya krisis moral tersebut, apakah ada jalan untuk memperbaikinya?

ARTI PENDIDIKAN : PENDEKATAN EKSISTENSIAL

Pendidikan adalah suatu proses yang tidak hanya terbatas pada pembelajaran untuk sekedar mengetahui suatu objek (to know something what), tetapi berlanjut pada keahlian dan keterampilan dalam berkreasi dan berproduksi (to be able to create or produce something). Selanjutnya, seluruh kreativitas dievaluasi untuk dijadikan pelajaran baru, dalam rangka mewujudkan kreativitas baru yang lebih berguna bagi kelangsungan dan perkembangan kehidupan. Sedemikian rupa sehingga ide tentang pendidikan menjadi suatu lingkaran spiral tanpa putus.

Persoalan yang kemudian muncul yaitu apakah pembelajaran yang terjadi sekarang telah berkelanjutan pada keahlian dan keterampilan dalam berkreasi dan berproduksi, oleh karena itu bagamana memfasilitasi keterhubungan antara sudut luas pendidikan (dalam keluarga) dengan sudut sempit pendidikan (dalam sekolah) dan kemudian dengan sudut luas pendidikan (dalam masyarakat), sedemikian rupa sehingga pendidikan benar-benar berlangsung dalam proses berkelanjutan yang dapat melahirkan keahlian dan keterampilan dalam berkreasi dan berproduksi, bukan cuma pembelajaran semata yang tidak ada artinya bagi kelangsungan dan perkembangan kehidupan.

ASPEK ONTOLOGI PENDIDIKAN (PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL

Secara ontologi, pembahasan pendidikan selalu terkait dengan hakikat keberadaan manusia. Dari pembahasan tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tanpa manusia pendidikan itu bukan apa-apa (nothingness), sebaliknya tanpa pendidikan, mustahil manusia mampu mempertahankan kelangsungan dan mengembangkan kehidupannya. Jadi, ontologi pendidikan sepenuhnya mutlak berakar dari dalam diri dan keberadaan manusia.

Secara ontologis, manusia berada dalam tiga tingkatan hakikat, yaitu pada tingkat abstrak (abstract essence), tingkat potensi (potential essence), dan tingkat konkret (concrete essence). Karena pendidikan mutlak berlangsung di dalam diri dan keberadaan manusia, ontologi pendidikan pun dapat dibahas menurut tingkat-tingkat keberadaan seperti itu.

Pada tingka hakikat abstrak, pendidikan cenderung menumbuhkembangkan ‘kecerdasan spiritual’. Yaitu, kemampuan untuk menyadari sepenunya bahwa kehidupan ini berasal-mula dan bertujuan. Karena itu, kehidupan ini harus berlangsung menurut nilai asal-mula dan bernilai guna bagi tujuan. Dengan kecerdasan spiritual, manusia selalu terdorong untuk mengembangkan spirit kehidupan rendah hati, penuh dengan kearifan dan kejujuran. Berdasar pada spirit ini, kehidupan bisa berlangsung selamat sampai ke tujuan.

Pada tingkat potensi, pendidikan adalah suatu daya yang mampu membuat manusia berada di dalam kepribadiannya sebagai manusia, bukan makhluk lainnya. Yaitu, sebagai makhluk kreatif yang selalu mencipta segala macam jenis kerangka dan model perubahan yang berguna bagi kelangsungan dan perkembangan hidupnya. Pada tingkat hakikat potensi ini, pendidikan cenderung menumbuhkembangkan ‘kecerdasan intelegensi’ agar terbentuk kepribadian yang kreatif. Yaitu, dengan cara terus-menerus meningkatkan latihan berpikir dan berbuat sesuatu. Sehingga kemudian terbentuk kepribadian yang tekun, teliti, dan terampil dalam menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari.

Pada tingkat konkret, pendidikan terkait secara langsung dengan manusia individual. Dalam hal ini, pendidikan adalah daya yang mampu membuat setiap manusia individu berkesadaran utuh terhadap hakikat keberadaannya berdasar pada nilai asal-mula dan tujuan kehidupannya (cerdas spiritualnya). Di samping itu, pendidikan juga membuat setiap individu mampu merancang-bangun teori-teori perubahan yang bernilai guna bagi kelangsungan dan perkembangan kehidupan individualnya (cerdas intelegensinya). Berdasarkan kecerdasan spiritrual dan kecerdasan intelektual itu, hakikat konkret pendidikan menekankan pada ‘kecerdasan emosional’. Yaitu, kemampuan individu dalam mengendalaikan perilakunya, agar senantiasa sesuai dengan nilai asal-mula dan tujuan kehidupan. 

Permasalannya adalah bagaimana cara menumbuhkan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional pada saat manusia berada pada tingkat abstrak, tingakt poetensi dan tingkat konkret sehingga pendidikan sepenuhnya betul-betul terkait langsung dengan manusia itu sendiri.

Sejarah Masuknya Islam di Kerajaan Labala ( Suatu Tinjauan Historis)


Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang masuk kedalam negara kepulauan terbesar di dunia diperkirakan lebih dari 3000 pulau , panjang wilayah kepulauaan Indonesia dari barat ke timur yaitu dari titik terbarat Sumatra sampai keperbatasan dengan Papua New Guinea adalah 5500 km. Lebarnya dari titik terutama sampai titik terselatan yaitu dari pulau Miangas ( kepulauan Talud ) ke pulau Roti ( Nusa Tenggara Timur ) adalah 1770 km, kepulauan Indonesia mempunyai area tanah sekitar 1904569 km2 ( 36.79 % dari luas area tanah dan lautan yang mencapai sekitar 5176800 km2 itu ).[1]


Selain memiliki wilayah yang begitu luas Indonesia juga mempunyai begitu banyak ragam budaya, suku bangsa, dan bahasa yang menjadikan negara ini kaya dengan segala ragam budaya, selain ragam budaya, Negara ini juga kaya akan sumber daya alam yang melimpah ruah akan tetapi sangat disayangkan dengan luasnya wilayah dan kurangnya sumberdaya manusia yang menyebabkan masih banyak kekayaan yang belum diekspos secara baik, salah satunya yang akan saya bahas dalam skripsi ini yaitu proses masuknya Islam di desa Labala, kecamatan wulandoni dan bagaimana akulturasi antara budaya yang telah ada dengan budaya Islam di daerah ini.

Berkaitan dengan Labala, desa ini terletak di selatan pulau Lembata, Kabupaten Lembata (sebelumnya masuk wilayah kabupaten Flores Timur), Kecamatan wulandoni, desa ini agak terisolasi, karena tekstur tanahnya yang berbukit-bukit.[2]

Transportasi utama menuju Labala adalah angkutan laut dengan menggunakan perahu motor dan darat dengan menggunakan mobil angkutan pedesaan yang bentuknya sangat unik dikarenakan angkutan ini adalah sejenis mobil truk yang dimodifikasi menjadi angkutan umum, Walaupun kawasan ini masih cukup terisolir hingga saat ini, namun ternyata cukup banyak menyimpan sejarah.

Pada masa dulu, di daerah ini pernah berdiri kerajaan Labala yang menganut agama Hindu. Bukti keberadaannya bisa dilihat dari peninggalan prasasti yang menggunakan huruf Kawi, yang disebut oleh masyarakat setempat sebagai prasasti Berkah Kerama. Prasasti ini dianggap keramat, karena itu selalu diletakkan dalam posisi yang tinggi di rumah adat.[3] Dalam perkembangannya, desa Labala berganti nama menjadi Desa Gaya Baru Leworaja yang berarti “Lewo” dalam bahasa setempat adalah kampung menurut kamus besar bahasa Indonesia kampung adalah kesatuan administrasi terkecil yang menempati wilayah tertentu.[4] dan “ Raja” adalah penguasa menurut kamus besar bahasa Indonesia Raja adalah penguasa tertinggi pada suatu kerajaan (biasanya diperoleh sebagai warisan )[5], kemudian di artikan Leworaja adalah tempat berdiam para Raja . Hingga saat ini, nama yang terakhir masih tetap digunakan.

Sebelum penulis membahas mengenai proses masuknya Islam dikerajaan Labala sebelumnya kita harus mengetahui bahwa kedatangan Islam diberbagai daerah di Indonesia tidaklah bersamaan, demikian pula kerajaan – kerajaan dan daerah – daerah yang didatangnya mempunyai situasi politik dan sosial budaya yang berlainan.

Apa bila kita membahas mengenai masuknya Islam di wilayah timur Indonesia maka kita tidak bisa lari dari sejarah masuknya Islam di kerajaan Gowa dan Tallo, karena dengan Islamnya kerajaan Gowa maka Islam dengan mudah tersebar di seluruh pelosok Indonesia Timur, ada berbagai sumber yang mengatakan bahwa masuknya Islam ke wilayah Nusa Tenggra melalui kerajaan Gowa akan tetapi ada juga sumber yang mengatakan bahwa Islam masuk kewilayah Nusa Tenggara khususnya Nusa Tenggara Timur berasal dari kerajaan Islam Ternate.

Penelitian lain yang dilakukan dosen Undana, Drs. Munandjar Widyatmika menyebut, pada tahun 1680 Lohayong di Solor merupakan sebuah kerajaan Islam yang memiliki supremasi terhadap kerajaan Islam lainnya. Saat itu, Lohayong di Solor diperintah oleh seorang ratu bernama, Nyai Chili Muda, yang pada tahun 1663 mengirim surat kepada Gubernur Jenderal VOC di Batavia, memohon agak dikirimkan gading berukuran besar yang dijadikan bantal di kala ia wafat nanti.Ia juga menyebut, Kedang sebuah wilayah di timur Pulau Lembata merupakan bagian dari Kerajaan Ternate, semetara di selatan Pulau Lembata juga terdapat sebuah kerajaan Islam yakni Lebala dengan Raja terakhir Ibrahim Baha Mayeli. [6]

B. Rumusan Masalah

Beranjak dari gambaran umum diatas, maka dapat dikemukakan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :


1. Bagaimana proses masuknya islam di kerajaan Labala ?


2. Bagaimana pola penyebaran dan pengembangannya ?


3. Bagaimana akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan Islam ?


4. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses Islamisasi di kerajaan Labala ?


C. Hipotesis


Adapun hipotsis dari beberapa permasalahan yang akan menjadi jawaban sementara adalah sebagai berikut:

1. Masuknya agama Islam di kerajaan Labala pada masa pemerintahan Raja Ibrahim Baha Mayeli dari dinasti Mayeli pada tahun 1923, atas ajakan anak dari Raja Ibrahim Baha mayeli yang memang telah lebih dahulu memeluk Islam.

2. Pola penyebaran dilakukan secara damai dan suka rela, karena Islam diterima pertama kali oleh Raja sehingga dapat mempermudah rakyat untuk menganut agama Islam yang mana mereka mengikuti jejak rajanya.

3. Faktor-faktor yang sangat mendukung dalam proses islamisasi di kerajaan Labala dikarenakan Islam masuk langsung kepenguasa sehingga rakyat dengan sukarela memeluk agama Islam, selain dari itu proses penyebaran Islam di kerajaan ini juga dibantu oleh beberapa kerajaan tetangga yang telah lebih dahulu memeluk agama Islam.

4. Kajian pustaka

Adapun penelitian yang dilakukan penulis terhadap permasalah ini belum pernah diteliti oleh atau dibahas oleh penulis lain dalam bentuk karya ilmiah, mungkin dikarenakan kurangnya informasi mengenai kerajaan Labala ini atau dikarenakan kurangnya putra daerah yang mampu mengangkat sejarah kerajaan ini kepermukaan , akan tetapi penulis berusaha semaksimal mungkin untuk membawa kepermukaan sejarah lokal yang terpendam ini menjadi sebuah karya ilmiah yang obyektif.


Walaupun pokok permasalahan yang diangkat oleh penulis belum pernah diteliti oleh penulis lain dalam bentuk karya ilmiah akan tetapi penulis tetap berpedomankan kepada teori-teori yang sudah ada. Adapun literatur-literatur yang digunakan penulis adalah Sejarah Nasional Indonesia jilid 3 yang menggambarkan tentang sejarah masuknya Islam di Indonesia dan beberapa literatur lain yang ada hubungannya dengan masuknya islam di kerajaan labala. Selain dari itu penulis juga mendapatkan referensi dari beberapa situs internet, salah satunya adalah situs pemerintah daerah Lembata, dan dari blog pribadi putra daerah khususnya daerah Labala Leworaja.


5. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Sebagaimana penulisan karya-karya ilmiah lain yang tentunya mempunyai tujuan dan manfaat, begitu pula halnya dengan penulisan karya ini. Adapun yang menjadi tujuan dan kegunaan dari penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui lebih jauh tentang sejarah masuknya Islam di kerajaan Labala.


2. Untuk mengetahui tentang bagaimana akulturasi antara budaya Islam dengan kebudayaan yang sudah ada.


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Penelitian ini dimaksudkan sebagai konstribusi bagi pengembangan studi Sejarah Kebudayaan Islam, terutama menyangkut sejarah masuknya islam di kerajaan Labala


2. Agar hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan yang bermanfaat dalam ilmu Sejarah dan Kebudayaan.


3. Bahwa dengan adanya penulisan karya ini dapat dijadikan sebagai literatur/rujukan tambahan dan sumber bacaan bagi generasi yang akan datang.

[1] Sartono Kartodirjo, Marwati Djoened Poesponegoro, dan Nurgoho Noto Susanto, Sejarah nasional indonesia V ( Jakarta: Offset P.T Grafitas, 1975),h. 1


[2] Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lembata (28 juni 20011).


[3] http://leworaja.blogspot.com/2011_05_01_archive.html ( 28 juni 2011).


[4] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke III Jakarta Balai pustaka, 2003), h. 498.

[5] Ibid., h. 617.

[6] Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lembata (28 juni 20011).
HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html