Friday, 25 October 2013

Pembaharuan bidang politik,pemerintahan, pendidikan dan ilmu pengetahuan Dunia Islam

Islam merupakan agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw, yang berlandaskan tauhid (meng-Esakan Allah) sebagai satu-satunya Tuhan. Islam merupakan agama pembawa rahmat bagi umat manusia, karena Islam mengangkat martabat, dan harkat manusia. Islam memiliki kitab suci Alquran. Alquran merupakan kitab pedoman hidup bagi umat islam, sebagai petunjuk di dalam menjalani hidup di muka bumi.

Islam membawa pencerahan yang begitu besar terhadap bangsa Arab. Sebelum Islam datang, bangsa Arab merupakan bangsa yang minim moral, tidak kenal akhlaq, serta cenderung memakai sistem rimba di dalam keseharian mereka. Meskipun demikian, orang arab cerdas dalam hal sastra. Biasanya mereka berlomba menciptakan sastra, syair, puisi, dan lain-lain.Oleh karena itu, dalam menyadarkan bangsa Arab di kala itu, maka Alquran turun dengan sastra yang begitu tinggi di banding sastra arab pada masa itu sebagai tanda bahwa Alquran merupakan wahyu dari Allah sebagai Maha Pencipta alam semesta.

Pada awalnya, Islam ditolak oleh kaum Arab. Kaum Muslimin di musuhi utamanya di Mekkah, maka atas inisiatif Nabi serta izin dari Allah, maka Nabi pun hijrah ke Madinah. Di Madinah, mereka diterima baik. Agama Islam di terima, sehingga Islam mulai berkembang di tanah Madinah, hingga ke segala penjuru di muka bumi ini. 

Seiring berjalannya waktu, Islam mengalami kemajuan yang begitu pesat. Ilmu-ilmu di berbagai bidang muncul. Para ulama banyak bermunculan, supremasi hukum di tegakkan, serta wilayah muslimin yang begitu luas. Zaman ini mencapai puncaknya pada zaman Abbasiyah, yang biasanya di sebut “The Golden Age”. Setelah Abad ke 13-18, Islam mulai mundur. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah para penguasa kaum muslimin pada saat itu telah lupa terhadap agamanya, dan terlena oleh dunia. Hal ini membuat para ulama berfikir, dan akhirnya terjadilah pembaharuan-pembaharuan.

A. Pembaharuan dalam Bidang Politik dan Pemerintahan

Sebagaimana telah di ketahui, benturan-benturan antara Islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat Islam bahwa mereka telah tertinggal jauh dari Eropa. Pada Abad 19, dibanyak wilayah Islam (dunia Islam), seperti di benua Afrika, Timur Tengah, dan India, muncul geraka-gerakan pemurnian pembaharuan. Gerakan itu juga dengan cepat memasuki dunia politik, karena Islam tidak bisa di pisahkan dengan politik.

Timbulnya gerakan-gerakan tersebut menurut Munawir Sjadzali, paling tidak di latar belakangi oleh tiga hal :

1. Kemunduran dan kerapuhan dunia Islam karena faktor internal

2. Intervensi Barat terhadap kekuasaan politik dan wilayah dunia Islam

3. Keunggulan Barat dalam bidang teknologi, ilmu, dan organisasi pemerintahan.

Gagasan politik yang pertama muncul adalah gagasan Pan Islamisme (Persatuan Islam Se-dunia). Gagasan ini di suarakan lantang oleh tokoh pemikir Islam terkenal, Jamaluddin al-Afghani (1839-1897 M) .

Menurut L. Stoddard, Al-Afghanilah yang pertama menyadari sepenuhnya dominasi barat dan bahayanya. Oleh karena itu, dia mengabdikan dirinya untuk memperingatkan dunia Islam akan hal itu dan melakukan usaha-usaha yang teliti demi pertahanan. Umat Islam harusnya meninggalkan perselisihan dan berjuang di bawah panji bersama. Akan tetapi dia juga berusaha membangkitkan semangat lokal dan nasionalisme di negeri-negeri Islam. Karena itu, ia dikenal sebagai bapaknya Nasionalisme dalam Islam.

Menurut Al-Afghani, ada beberapa faktor yang menyebabkan Islam mundur :

1. Umat Islam telah meninggalkan ajaran Islam yang sebenar-benarnya, telah dipengaruhi oleh sifat statis, berpegang kuat pada taklid, bersikap fatalistis, telah meninggalkan akhlah yang tinggi dan melupakan ilmu pengetahuan. Taklid terhadap hasil ijtihad ulama terdahulu menimbulkan jumud, sikap pasrah, tanpa ada usaha sehingga jauh dari peningkatan kualitas.

2. Kelemahan dalam bidang, dan kurangnya usaha mencerdaskan umat, baik dalam bidang dasar-dasar agama maupun transformasi ilmu pengetahuan di antara mereka.

3. Pengaruh faham Jabariyah, dan salah pengertian tentang qadha dan qadar, sehingga memalingkan mereka dari usaha dan kerja keras.

4. Salah pengertian tentang hadits yang menyebutkan Islam akan mundur di akhir zaman. Salam pengertian ini membuat umat islam tidak berusaha merubah nasibnya.

5. Lemahnya persaudaraan Islam dan terputusnya tali persaudaraan Islam yang bukan hanya pada golongan awam, akan tetapi juga terjadi pada ulama, ulama Turki tidak mengenal lagi ulama Hijaz, begitupun dengan ulama India yang tidak kenal dengan ulama Afghanistan, serta tali persaudaraan antara raja-raja Islam juga sudah terputus.

6. Sebab-sebab kemunduran Islam di bidang politis adalah perpecahan yang terjadi di kalangan umat Islam, pemerintahan absolute, mempercayakan pimpinan umat kepada orang yang tidak di percaya. Mengabaikan masalah pertahanan militer dan menyerahkan urusan administrasi negara kepada orang-orang yang tidak kompeten dan intervensi asing.

Kondisi umat Islam yang demikianlah yang membuat umat Islam mundur, karena merupakan penyakit yang membawa umat Islam dalam keadaan lemah dan statis. Jika demikian, hal itu memudahkan golongan lain untuk memanfaatkan kesempatan demi kepentingan golongannya sendiri.

Dalam merubah umat Islam, ada beberapa alternative yang di kemukakan oleh Al-Afghani :

1. Kembali pada ajaran Islam, yaitu Alquran dan hadits.

2. Dalam menghadapi perkembangan zaman, pintu ijtihad tetap harus dibuka.

3. Corak pemerintahan otokrasi harus di rubah menjadi corak demokrasi

4. Persatuan Islam harus di wujudkan kembali.

5. Di pandang dari kemampuan intelektual, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, karena keduanya memiliki akal untuk berfikir.

Analisis al-Afghani secara rinci dapat dibaca dalam majalahnya yang bernama Al-Urwah Al-Wushta.

B. Pembaharuan dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Dengan memperhatikan berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa sebelumnya, dan dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh Bangsa Eropa, maka pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam. Ketiga pola tersebut adalah

1. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Eropa

2. Golongan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni,

3. Usaha yang berorientasi pada Nasionalisme.

1. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pendidikan modern di Barat.

Mereka berpandangan, pada dasarnya kekuatan dan kesejahteraan yang dialami Barat adalah hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai. Golongan ini berpendapat bahwa apa yang dicapai oleh Barat sekarang ini merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pernah berkembang di dunia Islam. Maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan itu harus dikuasai kembali. Cara pengembalian itu tidak lain adalah melalui pendidikan, karena pola pendidikan Barat dipandang sukses dan efektif, maka harus meniru pola Barat yang sukses itu. Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat, mulai timbul di Turki Utsmani akhir abad ke 11 H / 17 M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai negara Eropa Timur pada masa itu.

Pada dasarnya, mereka (golongan ini) berpandangan bahwa pola pendidikan Islam harus meniru pola Barat dan yang dikembangkan oleh Barat, sehingga pendidikan Islam bisa setara dengan pendidikan mereka.

2. Golongan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni.

Mereka berpendapat bahwa sesungguhnya Islam itu sendiri merupakan sumber dari kemajuan dan perkembangan peradaban Ilmu Pengetahuan modern. Dalam hal ini Islam telah membuktikannya. Sebab-sebab kelemahan umat Islam meurut mereka adalah karena tidak lagi melaksanakan ajaran Agama Islam sebagaimana mestinya. Ajaran Islam yang sudah tidak murni lagi digunakan untuk sumber kemajuan dan kekuatan. Pola ini dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, dan Muhammad Abduh. Menurut Jamaluddin Al-Afghani, kemunduran umat Islam bukanlah karena Islam, sebagaimana dianggap oleh kebanyakan orang karena tidak sesuai dengan perubahan zaman dan kondisi baru. Umat Islam mundur, karena telah meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran yang datang dari luar lagi asing bagi Islam. Ajaran Islam sebenarnya hanya tinggal dalam ucapan dan diatas kertas. Jadi, umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam murni yang tidak terkontaminasi oleh ajaran dan paham asing. Kalau manusia berpedoman kepada agama, ia tidak sesat untuk selama-lamanya.

3. Usaha yang berorientasi kepada Nasionalisme.

Golongan ini melihat di Barat rasa Nasionalisme ini timbul bersamaan dengan berkembangnya pola kehidupan modern sehingga mengalami kemajuan yang menimbulkan kekuatan politik yang berdiri sendiri. Keadaan ini pada umumnya mendorong Bangsa timur dan bangsa terjajah lainnya untuk mengembangkan nasionalisme mereka masing-masing. Golongan ini berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi dan kondisi objektif umat Islam yang bersangkutan. Dalam usaha mereka bukan semata mengambil unsur-unsur budaya Barat yang sudah maju, tetapi juga mengambil unsur dari budaya warisan bangsa yang bersangkutan. Ide kebangsaan inilah yang akhirnya menimbulkan timbulnya usaha merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan sendiri dikalangan pemeluk Islam. Sebagai akibat dari pembaharuan dan kebangkitan kembali pendidikan ini terdapat kecendrungan dualisme sistem pendidikan kebanyakan negara tersebut, yaitu sistem pendidikan modern dan sistem pendidikan tradisional.

KESIMPULAN

Dalam merubah umat Islam, ada beberapa alternative yang di kemukakan oleh Al-Afghani :

1. Kembali pada ajaran Islam, yaitu Alquran dan hadits.

2. Dalam menghadapi perkembangan zaman, pintu ijtihad tetap harus dibuka.

3. Corak pemerintahan otokrasi harus di rubah menjadi corak demokrasi

4. Persatuan Islam harus di wujudkan kembali.

5. Di pandang dari kemampuan intelektual, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, karena keduanya memiliki akal untuk berfikir.

Dengan memperhatikan berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa sebelumnya, dan dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh Bangsa Eropa, maka pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam. Ketiga pola tersebut adalah

1. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Eropa

2. Golongan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni,

3. Usaha yang berorientasi pada Nasionalisme.





0 komentar:

HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html