Islam sebagai kekuatan politik memasuki M.Afrika Utara sejak masa khalipah Umar bin Khattab, dilanjutkan oleh khalifah Muawiyah dari dinasti Bani Umayyah. Di sisi lain, usaha awal itu kemudian diperkuat dimotori oleh yahya bin Ibrahim al-Jadali, seorang pembuka kabilah Sanhajah, pada 440 H. ketika dinasti Bani Abbas di Baghdad dan dinasti fathimiyah di mesir melemah, serta dinasti Bani Umayyah di spanyol runtuh (1031M.), maka gerakan dakwah Islam itu tumbuh menjadi gerakan politik, dan berhasil mewujudkan dinasti bangsa Berber yang menguasai Afrika Utara bagian barat dan Andalusia. Dinasti yang muncul tersebut kemudian dikenal dengan nama Al-Murabithun (Almoravids)yang berkuasa sekitar tahun 1056-1147
Istilah Murabithun diambil dari kata ribath yang berarti suatu tempat peribadatan dan pengajian yang didirikan oleh Abdullah bin yasin. Ia adalah seorang ulama besar bermazhab maliki yang berasal dari Maroko Utara. Ia ditugaskan oleh Syekh Abu Amran al-fasi untuk mendakwakan agama di kalangan suku bangsa Berber sanhaja di daerah Sahara, Maroko bagian selatan.
A. Berdirinya Dinasti Murabitun
Daulah Murabitun (479-540 H/1088-1145 M) adalah salah satu Islam yang berkuasa di Maghribi.Nama Murabitun berkaitan erat dengan nama tempat tinggal mereka (ribat, semacam madrasah). Mereka biasa juga diberi sebutan al-mulassimun (pemakai kerudung sampai menutupi wajah). Asal usul dinasti dari lemtuna salah satu puak dari suku senhaja. Berawal dari sekitar 1000 anggota pejuang. Diantara kegiatan mereka adalah menyebarkan agama Islam dengan mengajak suku-suku lain menganut agama Islam seperti yang mereka anut. Mereka mengambil ajaran mazhab salaf secara ketat. Wilayah mereka meliputi Afrika Barat Daya dan Andalusia. Pada mulanya merupakan gerakan keagamaan yang kemudian berkembang menjadi gerakan religio militer.[1]
Sekitar abad V H/XI M Salah seorang pemimpin mereka, Yahya ibn Ibrahim, melaksanakan ibadah haji. Di tanah suci ia menyadari bahwa pengikutnya masih awam terhadap ilmu pengetahuan agama. Untuk meningkatkan pengetahuaan keagamaan mereka dicarilah seorang yang sanggup melaksanakan tugas tersebut.
Untuk membina kehidupan keagamaan yang baik Abdullah ibn Yasin, dibantu Yahya ibn Umar, seorang pemimpin puak Lemtuna, dan saudaranya, Abu Bakar ibn Umar, mendirikan suatu tempat penggemblengan yang dinamakan ribat,yang terletak di pulau Niger,Senegal. Para penghuni ribat tersebut dikemudiaan hari disebut al-murabbitun. Perkumpulan ini berkembang dengan cepat sehingga dalam waktu yang relatif pendek sudah dapat menghimpun sekitar 1000 orang pengikut. Mereka berasal dari warga setempat ditambah dari para pemimpinnya dari lemtuna dan Masufa. Para pengikut ini kemudian dikirim ke berbagai suku untuk menyebarkan ajaran mereka sehingga jumlah anggotanya berkembang pesat.
Setelah Abu Bakar memegang pimpinan, ia meneruskan gerakan penaklukan ke sahara Maroko. Tahun 450 H/1058 M ia menyeberang ke Atlas tinggi. Setelah itu diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan Selatan. Selanjutnya memerangi suku Barghawata yang dianggap menganut faham bid’ah. Pada penyerangan ini Abdullah ibn Yasin tewas tahun 451 H/1059 M. Sejak saat itu Abu Bakar memegang kekuasaan penuh dan lambat laun mengembangkan sistem kesultanan.
Sepeninggal Abu bakar digantikan oleh Abu Ya`kub Yusuf ibn Tasyfin. Pada masa ibn Tasyfin dibangunlah kota Marakesy untuk dijadikan ibukota pemerintahan. Ekspanasi wilayah masih terus dilanjutkan dan bahkan sampai ke Aljiers (Aljazair).ia mengangkat pejabat dari kalangan Murabitun untuk menduduki jabatan gubernur pada wilayah taklukan,sementara ia memerintah di Maroko.pada masa yusuf Tasyfin ini Murabitun mengalami kejayaan.
Puncak pretasi dan karir politik Yusuf ibn Tasyfin dicapai ketika ia berhasil menyebrang ke Spanyol. Keberangkatanya ke Spanyol atas undangan amir Cordova, Al-Mu`tamid ibn Abas, yang terancam kekuasaannya oleh raja Alfonso VI (raja Leon Castillia). Dalam sebuah pertempuran besar di zallakah tanggal 12 Rajab 479 H/23 Oktober 1086 M, ia berhasil mengalahkan raja Alfonso VI selanjutnya berhasil merebut Granada dan Malaga.Mulai saat itulah ia memakai gelar Amir Al-Mukminin. Pada akhirnya ia juga berhasil menaklukan muluk Al-Thawaif. Kemudian menggabungkan wilayah itu dalam kerajaan yang dibagun. Yusuf juga berhasil menaklukan Almeria dan Badajoz.[2]
Ketika Yusuf meninggal ia mewariskan kekuasaan kepada anaknya, Ali ibn Yusuf, suatu wilayah kerajaan yang luas dan besar terdiri dari negeri di Maghribi dan Spanyol. Ali melanjutkan politik pendahulunya dan berhasil mengalahkan anak Alfonso VI pada tahun 1108. Namun lambat laun dinasti Murabbitun mengalami kemunduran dalam memperluas wilayah. Hal ini disebabkan perubahan sikap mental mereka, yaitu menghadapi kemewahan yang berlebihan yang mengubah mereka dari sikap keras kehidupan sahara menjadi lemah lembut dalam kehidupan Spanyol yang penuh gemerlap dan kemewahan materi. Ali mengalami kekalahan pada pertempuran yang terjadi Cuhera tahun 522 H/1129 M, dan sejak itu terus beransur-angsur melemah.
Dinasti Murabbitun memegang kekuasaan selama kurang lebih 90 tahun dengan enam orang penguasa, yaitu Abu Bakar Ibn Umar, Yusuf Ibn Tasyifin, Ali Ibn Yusuf, Tasyifin Ibn Ali, Ibrahim Ibn Tasyifin, dan Ishak Ibn Ali.
Menjelang pertengahan abad XII Murabbitun mulai retak. Di Spanyol Muluk al-Thawaif menolak kekuasaanya. Di Maroko sebuah gerakan keagamaan (Muwahidun) mulai mengingkari.[3]
B. Kelemahan Dinasti Murabithun
Kelemahan-kelmahan Dinasti ini adalah:
1. Lemahnya disiplin tentara dan merajalelanya korupsi melahirkan disintergrasi.
2. Berubahnya watak keras pembawaan Barbar menjadi lemah ketika memasuki kehidupan Maroko dan Andalusia yang mewah.
3. Mereka memasuki Andalus ketika kecemerlangan intelektual kalangan Arab telah mengganti kesenangan berperang.
4. Kontak dengan peradaban yang sedang menurun dan tidak siap mengadakan asimilasi
5. Dikalahkan oleh dinasti dari rumpun keluarganya sendiri, al-Muwahidun.
C. Peranan Murabbitun
Di Afrika Utara sejak abad VII-X M bangsa Barbar menganut paham Khawarij, Syi`ah, dan sufi. namun sesudah abad XII M Islam salaf yang dikembangkan oleh Murabbitun memegang perang penting mempersatukan bangsa Barbar dalam satu kesatuan. Nama Murabbitun berasal dari huruf Arab r,b,t, melambangkan (referring to) teknik peperangan jarak dekat, Murabbitun adalah puritan. Abdullah ibn yasin melarang minuman keras, menghancurkan instrumen musik, menghapus penguatan ilegal, menerapkan hukum Islam tentang pembagian rampasan perang.
Daulah Murabitun yang pertama membuat dinar memakai huruf arab dengan tulisan Amir Mukminin. Kekuasaan Dinasti Murabbitun di Spanyol Dinasti Murabbitun pada awalnya adalah sebuah penguyuban militer keagamaan yang didirikan pada paruh abad ke-11 oleh seorang muslim yang saleh di sebuah ribath (dari sini berasal nama Murabbitun), sejenis padepokan masjid yang di bantengi, di sebuah pulau di Senegal. Anggota-anggota pertamanya terutama berasal dari lamtunah, semua dari suku sanhaji,yang orang-orangnya hidup sebagai pengembala di padang Sahara dan sebagaimana kebiasaan keturunan mereka, suku Thawarig (Touareg) mengenakan cadar yang menutupi wajah di bawah mata. Adat-adat mereka ini memunculkan nama lain, Mulastsamun (para pemakai cadar), yang kadang-kadang menjadi sebutan lain bagi kaum Murabitun. Berawal dari sekitar seribu “rahib”prajurit, Murabitun memaksa semua suku, satu demi satu, termasuk suku-suku negro,untuk memeluk Islam dan dalam beberapa tahun mereka berhasil menegakkan diri sebagai penguasa atas seluruh wilayah Afrika barat-laut Yusuf ibn Tasyfin (memerintah pada 1061-1106 ), salah seorang pendiri kekaisaran Murabitun,pada 1062 membagun kota Maroko, yang menjadi ibukota pemerintahanya dan para penerusnya.
Di Spanyol, mereka lebih memilih kota Seville dari pada Kordova, sebagai ibukota kedua.para raja Murabitun mempertahankan semua otoritas penguasa, dan menyandang gelar Amir Al-Muslimin, tetapi dalam persoalan spiritual mereka mengakui otoritas yang tertinggi Khalifah abbasiyah di Baghdad, sebuah otoritas yang telah dibuang ketika rezim umayyah manggung. Selama lebih dari seribu abad, kekuasaan murabbitun begitu kuat di Afrika barat-Daya spanyol selatan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah.Di bawah kekuasaan golongan Muabbitun terdiri atas para muallaf yang mewarisi tradisi barbar yang belum purnah muncul ledakan gairah keagamaan fanatic di awal abad ke-12, yang pada gilirannya merugikan kaum Kristen, Yahudi, bahkan kaum muslim liberal.
Di bawah kekuasaan ‘Ali yang salaeh (1106-1143), putra sekaligus penerusYusuf, karya-karya al-Ghazzali dimasukkan dalam daftar hitam, atau dibakardi Spanyol dan Maroko, karena beberapa pandangannya yang dianggap menghina para teolog (faqih), termasuk mazhab Maliki-mazhab resmi kaum Murabbitun. Tetapi al-Ghazzali telah menjadi ulama Timur terdepan yang secaraterus terang mengungkapkan kesetujuannya atas fatwa hokum para faqih Spanyol, yakni bahwa Yusuf ibn Tashfin terbebas dari janji apapun yang pernah dibuatnya untuk raja-raja kecil di Spanyol muslim, dan bahwa tugas untuk menggulingkan para raja kecil itu bukan hanya hak Yusuf, melainkan menjadi buah kewajiban.
Di Lucena, yang oleh al- Idrisi disebut kota Yahudi, para penduduknya yang paling kaya di antara para pemeluk agama lain di dunia muslim, diminta oleh penguasa Murabbitun di Spanyol agar merogoh kocek untuk menutupi deficit kas Negara.
Di bawah kekuasaan dinasti Umayyah status hokum kaum Yahudi Spanyol benar-benar mengalami peningkatan besar ketimbang pada masa Gotik Barat, dan populasi merekapun ikut menigkat. Selama kekhalifahan ‘Abd al-Rahman III, dan putranya al-Hakam, banyak orang Yahudi di bawah pengaruh bendahara Negara, Hasday ben Syaprut berdatangan dari Timur, sehingga Kordova menjadi pusat pendidikan Talmud, dan ini menandai awal perkembangan kebudayaan Yahudi Spanyol.[4]
Kaum Mozarab, unsur penduduk Spanyol yang bahasa dan cara hidupnya sudah berasimilasi dengan kaum muslim pendatang, tapi tetap mempertahankan keyakinan kristennya, tumbuh semakin banyak, dan karenanyamereka menjadi objek khusus dalam segala aturan yang sarat larangan. Di kota-kota besar, kaum Kristen yang terarabkan ini tinggal di lingkungan itu sendiri, memiliki kaum sendiri pada periode kekuasaan Umayah dan tidak mengenakan pakaian khusus.Mereka biasanya Menyandang dua nama:satu nama Arab sebagai nama Formal. Bahkan, mereka juga di sunat, dan memelihara harem. Sebagain besar orang Mozarab bias menggunakan dua bahasa,bahasa ibu mereka yaitu bahasa Latin Rendah, sempalan dari bahasa Romawi, yang kemudian menjadi bahasa Spanyol.
Dari sisi suku atau ras, saat ini susah ditarik garis pemisah antara kaum Muzarab dan muslim dalam masyarakat perkotaan. Sejaka awal, seperti kita telah kita liat sebelumnya, jumlah orang Arab asli yang terhimpun dalam pasukan penakluk, atau yang hidup di antara para pemukim baru, sebenarnya cuma sedikit, terbatas pada para pemengang komando dan pejabat tinggi. Jumlah perempuan yang menyertai pasukan dan para imigran pertama pun tak banyak. Wabah dan pertempuran telah membinasakan sebagian kaum penkaluk dan para pemukim baru. Setelah generasi keempat, darah Arab pasti sudah banyak tercampur melalui perkawinan dengan wanita pribumi. Para gundik,budak,dan tawanan perang, sebagaimana di wilayah-wilayah taklukan lain, telah mem,Bantu percampuran ini.
Sejumlah penelitian Ribera memperlihatakan bahwa kaum muslim Spanyol, yang di sebut oaring Moor, bahkan sebagian berdarah Spanyol
Dalam periode Murabitun awal inilah seorang figur paling bersemangat di kalangan mozarab, sekaligus pahlawan paling terkemuka di kalangan ksatria Spanyol, Rodrigo Diaz de Bivar yang lebih di kenal nama Cid, mmemantapkan operasi militernya. Rotrigo-keturunan keluaraga bangsawan Castile-awalnya bekerja untuk Alfonso VI, tetapi kemudian (1081) ia di buang dari wilayah kerajaan Castile.
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Dinasti murabithun mengalami kemajuan ketika berada dibawah kemimpinan Yusuf bin Tasyfin (1061-1106 M.). Ia memperluas kekuasaannya ke Fes, kemudian ke Tlemsan dan Aljazasair, hingga memcapai pengunungan kabyles. Prestasi ini menunjukkan bahwa Murabhitun merupakan dinasti suku Berber yang pertama kali berhasil menguasai sebagian besar wilayah afrika Utara bagian barat.
- Atas berbagai keberhasilannya itu, Dinasti Murabhitun kemudian mendaulat diri sebagai dinasti yang otonom di mana penguasannya diberi gelar Amir Al-muslimin.
- Kemajuan Murabhitun tidak hanya peluasan wilayah, tetapi juga di bidang yang lain. Masjid dan istana megah di Marakisy di bangun, dan lain-lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hitti, Philip K. History of The Arabs, Cet. I; New York: The Mac Millan Press, 1974
Noerhakim, Moh, Sejarah Peradaban Islam, Cet. I; Malang: UMM Pres, 2003
Supriyadi, Dedi, Sejarah Perdaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008
[1] Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008)., h.158
[2] Philip K. Hitti. History of the Arab, The Mac Millan Press, 1974, h. 688
[3] Ibid.,h. 690
[4] Ibid.,h.691
0 komentar:
Post a Comment