Peristiwa
sejarah tidak pernah berulang."jika memang demikian, bagaimana generasi
berikutnya mengetahui peristiwa masalah lalu?" pertanyaan ini menuntut peran
sejarawan untuk menghadirkan kembali peristiwa itu dalam bentuk cerita sejarah
dalam konteks ini sejarawan berperan sebagai pengawal warisan budaya dan
penutur kisah sejarah perkembangan umat manusia. [1]
Masa lalu yang di teliti oleh sejarawan bukanlah
masa lalu yang mati, akan tetapi masa lalu dalam suatu pengertian yang
masih hidup pada masa sekarang.[2]
Ketika sejarawan mencoba mengkisahkan kembali peristiwa masalah lalu, terkadang
mungkin anggapan bahwa sejarah sebagai bagian dari sastra. Karya sastra
merupakan sesuatu deskripsi tentang suatu objek tertentu, yang kondeskripsianya
mengandalkan semata-mata kemanpuan sastrawan. Kisah yang dilukiskan didesain
sedemikian rupa dengan menggunakan keindahan bahasa, sehingga sang pembaca
seakan merasakan atau menyaksikan langsung apa yang di lukiskan penulisnya.
Apakah memang demikian? Antara sejarah dan sastra disamakan atau sebaliknya
harus di pisahkan antara satu dengan yang lainnya.
A.
Konsep Cerita Sejarah
Banyak
orang mengira dan menganggap bahwa cerita tentang masa lalu itu adalah sejarah.
Padahal, tidak semua cerita masa lalu itu dapat dikatakan sebagai sejarah,
sebab objek kajian/kisah sejarah adalah manusia dan tindakan manusia. Umumnya,
hal yang sudah terjadi di kategorikan sebagai sejarah jika peristiwa itu
menunjukkan perubahan sebagai pada kurun waktu tertentu dari kehidupan umat
manusia. Agar tidak terjadi kesimpang-siuran dalam memahami tentang apa yang
telah terjadi sebagai sejarah atau bukan. Maka perlu di bedakan antara cerita
sejarah dan cerita yang mengandung unsur sejarah.
Cerita
sejarah berisi tentang suatu kejadian yang telah terjadi yang digambarkan apa
adanya. Manusia dilukiskan berdasarkan sifat-sifat kemanusiaanya. Seperti susah
senang, jatuh cinta, hidup mati, dan sebagainya[3].
B.
Membuat cerita sejarah
Dalam
membuat cerita sejarah, ada empat yang penting yang harus diperhatikan, yaitu:
perang, isi, susunan, dan pembabakan cerita sejarah. Uraian mengenai keempat
elemen penting ini, dapat dilihat sebagai berikut.
Pertama, peran cerita
sejarah, yakni menggambarkan tentang peristiwa yang telah terjadi sesuai dengan
sumber sejarah dan sudut pandang sajarawan. Cerita sejarah dalam konteks ini,
merupakan upaya menghubungkan antara history as objective dengan history as
subjective.
Kedua, isi cerita
sejarah. Tidak semua peristiwa menjadi cerita sejarah . ada dua yang harus diperhatikan
yaitu peristiwa itu melukiskan tentang perjuangan manusia kearah kehidupan yang
lebih sempurna (2) perisatiwa yang di ceritakan itu menpunyai arti atau bagian
penting dari suatu perjuabngan suatu Negara, kota , daerah, desa, atau lingkungan
kehidupan kenengaraan misalnya napoleon bona parte perjanjian , tordessilas,
keruntuhan malaka 1511, peristiwa pembunuhaan peristiwa pembunuhan putra
mahkota Austria. Secara khusus di Indonesia seperti lahirnya Budi utomo 1908,
sumpah pemuda 28 Oktober 1928,proklamasi 17 Agustus 1945, dan seterusnya.
Ketiga, susunan
cerita sejarah di seleksi sesuai dengan sikap penulis. Namun demikian ia harus
memperhatikan aspek-aspek metode serialisasi dalam cerita sejarah yang
meliputi: (1)Koronologi atau berurutan sesuai dengan waktu kejadiannya, sebab
susunan cerita sejarah yang koronologi akan menghidarkan para
pengulangan-pengulangan dalam alur cerita (2) hubungan sebab akibat, biasanya
dalam menjelaskan peristiwa sejarah sebab selalu mendahului akibat sehingga
tampak suatu dialog yang menarik bagi pembacanya. Ketiga daya imajinasi dalam
menghadirkan kembali peristiwa sejarah yang telahb terjadi dalam bentuk kisah
atau cerita sejarah[4]
Keempat pereodisasi
(pembabakan waktu) cerita sejarah tergantung pada sikap sejarawan sesuai dengan
sumber-sumber sejarah yang diperoleh, dengan tujuan untuk mengarahkan (focus)
cerita sejarah pada periode tertentu. Pembabakan ini penting untuk memudahkan
pengertian, melakukan penyederhanaan, mengetahui peristiwa sacara kronologi,
dan memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah.[5]
C.
Orientasi Cerita Sejarah
Cerita
sejarah pada dasarnya adalah upayah menghadirkan peristiwa yang terjadi.
Tetapi, tidak dalam arti membalikan arah perputaran waktu sehingga peristiwa
itu dapat dilihat kembali. Hal yang dimaksud adalah bahwa sejarawan mencoba
mengkisahkan kembali peristiwa itu untuk diketahui oleh generasi sekarang.
Pengkisahan tentang masa lalu dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
Pertama,
pandangan hidup sangat mempengaruhi orientasi kisah sejarah. Sebab sejarah
adalah jumlah pengalaman manusia dalam proses waktu dan ruang (lingkungannya).
Pendirian ilmuan abad pertengahan terkaid dengan gerak sejarah berbeda dengan
sudut pandang sejarawan Abad Modern. Bagi sejarawan golongan pertama, tuhan adalah
pusat dari segalah perubahan dalam kehidupan masyarakat manusia sebut saja
runtuhnya imperim Romawi di sebabkan karnah tuhan berkehendak. Hal itu
ditengarai oleh sifat manusia dalam memimpin
imperium itu telah melampaui kekuasaan ilahi. Karna itu dengan jalan
keruntuhan, maka supremasi tuhan dapat ditegakkan untuk menyadarkan pada
manusia. Sebaliknya, kehendak tuhan mengenai penyelenggaraan kehidupan tidak
dapat berjalan. Singkatnya manusia dengan akal pikirannya adalah segalanya dan
karya sejarah seperti ini disebut sebagai sejarah Profan.
Kedua,
aspek keyakinan seperti pendirian sejarawan baik langsung ataupun tidak
langsung, mempengaruhi karya yang dihasilkannya. Demikian juga dengan peristiwa
yang terkait dengan agama, seperti perang salib dilihat secara berbeda oleh
sejarawan muslim dan sejarawan Kristen. Kecenderungan untuk mengungkap secara
berlebihan perang kaum muslimin, termasuk pula rangkaian peristiwa yang terjadi
adalah warna utama dalam ekspalanasi sejarawan. Sebaliknya, cara pandang dan karya
sejarah dari ilmuwan Islam, sejarah Kristen pun juga mendominankan peran kaum
nasrani dalam sejarah Perang Salib.Keyakinan sebagai sebuah lensa bagi
sejarawan untuk menoropong kejadian-kejadian masa lalu, harus juga
disempurnakan dengan lensa lainnya: Ketiga, lensa kejujuran. Kejujuran
merupakan suatu keharusan dalam menyusun cerita sejarah agar tidak sepenuhnya
subyektif. Sering di persoalkan mengenai objektifitas dan subjektifitas karya
para sejarawan. Semua karya sejarah pasti mengandung dua hal ini, namun yang
penting keduanya harus di tempatakan sesuai dengan konteksnya. Sebab, manusia
disamping sebagai objek, ia juga adalah subjek. Dengan demikian hal itu turut
mewarnai segala tindakannya, termasuk cerita sejarah yang dibuatnya.Selain
ketiga aspek tersebut, perseptif atau cara pandang sejarawan pun mempengaruhi
alur Cerita sejarah yang dihasilkan. Cari pandang tersebut tentukan oleh dari
mana sejarawan itu melihat objek sejarah (tempat). Jauh dan dekatnya (jarak)
antara sejarawan dengan peristiwa akan mempengaruhi karya sejarah kedekatan
yang dimaksud di tinjau dari dua sisi, yaitu waktu dan kedekatan emosional.
Apakah peristiwa itu telah lama terjadi? Atau belum lama sebab, kedekatan waktu
akan mempengaruhi kemanpuan imajinasi sejarawan atas objek sejarah. Semakin
jauh jarak waktu, maka hasil imajinasinya pun akan jauh dari kenyataan yang
sesungguhnya, kecuali jika terdapat sejumlah dokumen (arsip) yang memadai yang
memberikan informasi tentang oeristiwa apa yang dilukiskan dengan oelaky
sejarah dalam oeristiwa dalam repolysi Indonesia (1945-1949) akan berbeda
dengan pandangan generasi muda sekarang.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian pada pembahasnan di atas maka kesimpulan yang dapat dipaparkan dalam
makalah ini adalah:
1. Cerita sejarah adalah cerita tentang
perubahan-perubahan, kejadian dan peristiwa dalam kenyataan sekitar kita.
2. Dalam membuat cerita sejarah, ada empat
hal penting yang harus diperhatikan, yaitu: peran, isi, susunan, dan pembabakan
cerita sejarah.
1 Louis Gootschalk, 1986. Mengerti Sejarah (Diterjemahkan oleh Nugroho Noto susanto).Jakarta;
UI Press, hal 57.
2 Collingwood. 2004. Filsafat Sejarah:Investigasi Historis dan Arkeologis (Diterjemahkan
oleh arselinus kepata). Yogyakarta: Insight reference,hlm. 119.
[4] G.J.Renier.1997. Lac. Git; Louis Gootschalk. 1986. Lac. Git.
[5] Rustan Effendy Tamburaka. 1999.Pengantar bIlmu Sejarah.Teori
Filsafat Sejarah ,
Sejarah Filsafat dan Iptek
..Jakarta:Rineka Cipta, hlm 22-23.
2 komentar:
Promo Yang berlaku Di www.ligabintangbet.net :
HOT PROMO :
- Bonus Deposit 10% (max 100 rb) Minimal TO 3x
- Bonus Cashback Mingguan Di Sportbook 5% - 15%
- Bonus Refrensi 2,5% Seumur Hidup Di Permainan Sportbook
- Bonus Rollingan Casino 0.8%
- Bonus Rollingan Mingguan Sportbook Refferal 0,1%
Diskon Togel :
Discount 4D : 66.00% , 3D : 59.5.00% , 2D : 29.5.00%
Kombinasi = 5%
Shio = 12%
Colok Angka (1A) = 5%
Colok Macau (2A) = 15%
Colok Naga (3A) = 15%
Colok Jitu = 8%
Silakan Bossku^^
daythammynet
Class College Education training Beauty teaching university academy lesson teacher master student spa manager skin care learn eyelash extensions tattoo spray
Post a Comment