Friday 16 January 2015

Kerajaan Mughal India (Bidang Politik, Ekonomi, dan Pemberdayaan Wanita)

Istana Merah, Karya Arsitektur Megah Peninggalan Dinasti Mughal
Kerajaan Mughal ialah salah satu kerajaan, disamping Turki Usmani dan Shafawi.[1] Selain itu, kerajaan Mughal juga merupakan salah satu warisan peradaban Islam di India. Keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam. Sebagaimana diketahui, India merupakan suatu wilayah tempat tumbuh dan berkembangnya peradaban Hindu. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul. 

India dikenali sebagai Sind atau Hind oleh kalangan masyarakat Arab. Sebelum kedatangan Islam, India telah mempunyai hubungan perdagangan dengan masyarakat Arab.[2] Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan antara India dan Arab masih diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam. India yang sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang dipengaruhi Islam. 

Sejak Islam masuk ke India pada masa Dinasti Umayyah, yakni pada masa Khalifah al-Walid I (705-715) melalui ekspedisi yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim tahun 711/712, peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di anak benua India. Kemudian pasukan Ghaznawiyah dibawah pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu serta mengislamkan sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M.[3]Setelah Gaznawi hancur muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India ini, seperti Dinasti Mamluk (1206-1290), Dinasti Khalji (1296-1316 M.), Dinasti Tugluk (1320-1412), Dinasti Sayyid (1414-1451), dan Dinasti Lodi (1451-1526).[4]

Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah, yakni pada era desentralisasi.[5] 

Dinasti Mughal di India didirikan oleh salah seorang keturunan bangsa Mongol yang pernah menghancurkan Bagdad, Hulago. Hulago terkenal sebagai perusak dan penghancur Bagdad. Kekejaman dan petualangannya menghancurkan Islam dan peradabannya. Namun setelah sampai ke anak cucunya mereka telah berubah, bukan lagi sebagai perusak tetapi justru sebagai pembangun Islam. 

Zahirudin Babur (1482-1530) pendiri Mughal ini silsilah keturunannya bersambung kepada Hulago. Dia putra dari Syekh Umar Mirza yang menjadi penguasa di Ferghana, keturunan langsung dari Muransyah, putra ketiga Timur Lenk dan ibunya keturunan Jenghis Khan.[6] Babur mewarisi dari Ferghana dari orang tuanya ketika ia berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekat akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari raja Safawi, Ismail I, akhirnya ia berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494M dan pada tahun 1504M ia berhasil menduduki Kabul, ibukota Afganistan. 

Setelah Kabul dapat ditaklukkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India. Ketika itu Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintahannya menjadi kacau. Atas dasar itulah, Alam Khan (paman Ibrahim Lodi) berusaha menggulingkan kekuasaannya dengan meminta bantuan Zaharuddin Babur. Permintaan itu langsung ditrima dan bersama pasukannya menyerang Delhi. Pada tanggal 21 April 1526M terjadilah pertempuran yang sangat dasyat di Panipat. Ibrahim Lodi beserta ribuan pasukannya terbunuh. Zahiruddin Babur langsung mengikrarkan kemenangannya dan kenudian menegakkan pemerintahannya. Dengan demikian berdirilah kerajaan Mughal di India.[7


PEMBAHASAN 

A. Kondisi Politik, Ekonomi, dan Keagamaan 

Sistem yang menonjol adalah politik “Sulahul” atau “toleransi universal”. Sistem ini sangat tepat karena mayoritas masyarakat India adalah Hindu, sedangkan Mughal adalah Islam. Di sisi lain juga terdapat ras atau etnis lain yang juga terdapat di India. Lembaga yang merupakan produk dari sistem inilah adalah Din-i-nIlahi dan Mansaddhari. Di bidang Militer, pasukan Mughal dikenal sebagai pasukan yang kuat. Mereka sendiri terdiri dari pasukan gajah, berkuda dan meriam. Wilayahnya dibagi dalam sistem distrik-distrik. Setiap distrik dikepalai oleh “sipah salar” dan sub distrik dikepalai oleh “faujdar”. Dengan sistem inilah pasukan Mughal berhasil menaklukkan daerah-daerah di sekitarnya[8]

a. Bidang Politik 

Kemajuan Dan kemunduran Dinasti Mughal tidak luput dari peranan para penguasa, para penguasa tersebutlah yang menentukan arah kebijakan kerajaan pabila rajanya lemah maka lemahlah kerajaan tersebut, apabila rajanya kuat, maka kuat pula kerajaan tersebut, ada beberapa Raja yang masyhur sebagai raja yang sangat menentukan maju dn mundurnya kerajaan Mughal. 

Adapun beberapa Raja yang termasyhur pada Dinasti Mughal Sebagai Berikut: 


  1. Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530) adalah : Raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mughal. Masa kepemimpinannnya digunakan untuk membangun fondasi pemerintahan. Awal kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-pihak musuh, utamanya dari kalangan Hindu yang tidak menyukai berdirinya Kerajaan Mughal. Orang-orang Hindu segera menyusun kekuatan gabungan, namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529[9]. Setahun kemudian yakni pada tahun 1530 Babur meninggal dunia. 
  2. Humayun (1530-1556), Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang bemama Humayun. Humayun memerintah selama lebih dari seperempat abad (1530-1556 M). Pemerintahan Humayun dapat dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan periode I. Sekalipun Babur berhasil mengamankan Mughal dari serangan musuh, Humayun masih saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Pada tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia.Di pengasingan ia kembali menyusun kekuatan. Pada saat itu Persia dipimpin oleh penguasa Safa¬wiyah yang bernama Tahmasp. Setelah lima belas tahun menyusun kekuatannya dalam pengasingan di Persia, Humayun berhasil menegakkan kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555 M. Ia mengalahkan ke¬kuatan Khan Syah. Setahun kemudian, yakni pada tahun 1556 Humayun meninggal. Ia digantikan oleh putranya Akbar[10]
  3. Akbar (1556-1605), Pengganti Humayun adalah raja Mughal paling kontroversial. Masa pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di India. Ketika menerima tahta kera¬jaan ini Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan, seorang penganut Syi’ah. Di awal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang paling mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadilah peperangan dahsyat yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalah¬kan dan ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh. Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar. Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke arah Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia, dikuasai oleh pemerintahan Mughal. Menurut Abu Su’ud, dengan keberhasilan ini Akbar bermaksud ingin mendirikan Negara bangsa (nasional). Maka kebijakan yang dijalankannya tidak begitu menonjolkan spirit Islam, tetapi bagaimana mempersatukan berbagai etnis yang membangun dinastinya. Keberhasilan Akbar mengawali masa kemajuan Mughal di India.[11]
  4. Jahangir (1605-1627), Kepemimpinan Jihangir yang didukung oleh kekuatan militer yang besar. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai[. Pada masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan Bengala (1612 M), Mewar (1614 M) Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya yaitu Akbar.[12]
  5. Syah Jihan (1628¬-1658) tampil meggantikan Jihangir. Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbuh pada pemerintahannya. Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik toleransi Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan. Tahun pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar Singh Bundela berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil dipadamkan. Raja Jujhar Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian Selatan. Pemberontakan ini cukup menyulitkan. Namun pada tahun 1631 pemberontakan inipun dipatahkan dan Khan Jahan dihukum mati.Pada masa ini para pemukim Portugis di Hughli Bengala mulai berulah. Di samping mengganggu keamanan dan toleransi hidup beragama, mereka menculik anak-anak untuk dibaptis masuk agama Kristen. Tahun 1632 Shah Jahan berhasil mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-hak istimewa mereka. Shah Jehan meninggal dunia pada 1657, setelah menderita sakit keras. Setelah kematiannya terjadi perang saudara. Perang saudara tersebut pada akhirnya menghantar Aurangzeb sebagai pemegang Dinasti Mughal berikutnya[13]
  6. Aurangzeb (1658-1707), menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal sebagai entitas Muslim India nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa pemerintahannya dikenal sebagai masa pengembalian kedaulatan umat Islam. Penulis menilai periode ini merupakan masa konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai sebuah kerajaan dan sebagai negeri Islam. Aurangzeb berusaha mengembalikan supremasi agama Islam yang mulai kabur akibat kebijakan politik keagamaan Akbar[14]
  7. Bahadur Syah (1707-1712), Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Raja-raja sesudah Aurangzeb mengawali kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal[15]

b. Bidang Ekonomi 

Dalam bidang ekonomi, Dinasti Mughal mengembakan sektor pertanian, pertambangan dan perdagangan, akan tetapi sumber utama keuangan kerajaan lebih bertumpu kepada sektor pertanian. Dalam hal ini pemerintahan Dinasti Mughal membentuk sebuah sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani. Wilayah terkecil disebut deh dan beberapa deh tergabung dalam Pargana (Kaum petani kawedanan). Setiap pargana petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan “muqaddam” atau “patel”, yang mana kedudukan yang dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya[16]

Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi utama pada imperium ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan system zabt. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit tanah dan harus dibayar secara tunai. Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh tahun terakhir. Hasil pajak yang terkumpul dipercayakan kepada jagirdar, tetapi para pejabat lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai peran penting dalam pengumpulan pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal dipercayakan kepada seorang qanungo, yang menjaga jumlah pajak lokal dan yang melakukan pengawasan terhadap agen-agen jagirdar, dan seorang chaudhuri, yang mengumpulkan dana (uang pajak) dari zamindar. 

Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada asa Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC) Perusahaan Inggris-India Timur untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600. Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang besar[17]

c. Bidang Keagamaan 

Bidang keagamaan di kerajaan Mughal cukup menarik, Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi[18]. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India. Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan kegilaan Akbar terhadap kekuasaan dengan simbol-simbol agama yang di kedepankan. 


B. Kemajuan Dalam Bidang Seni Dan Ilmu Pengetahuan 


Kemajuan kebudayaan Islam dicapai Dinasti Mughal di India, merupakan deretan kemegahan Islam Disampaing kerajaan Abbasyiah di Baghdad, Bani Umayyah di Damaskus, Turki di Konstantinopel, Fathimiah di Kairo, dan Umayyah di Cordova. 

Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya. Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore[19]. Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). 

Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405)[20]. Taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.Karya seni terbesar yang pada dicapai pada masa Dinaseti Mughal khususnya Pada masa Akbar dibangunnya istana Fatfur Sikri di Sikri, vila dan masjid – masjid yang indah. Pada masa Syekh Jehan dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi, dan istana indah di Lahore. Seni lukis, gubahan syair dan munculnya sejarawan pada masa Aurangzeb. 

Dalam bidang ilmu pengetahuan tidak mengalami kemajuan yang berarti bahkan menurun disbanding Dinasti Islam sebelumnya, pada masa ini Umat Islam cendrung untuk taqlid terhadap ulama-ulama klasik. kalaupun ada Ijtihad pada masa itu lebih kepada Ijtihad Mazhabm tidak ada pembaharuan, filsafat dianggap bidah, sebahagian besar umat Islam memilih jalan hidup Sufisme. 


C. Perkembangan Bidang Pemberdayaan Wanita 


Masih segar dalam Ingatan kita kasus yang mimpa seorang Mahasiswi di India, yang mana mahasiswi tersebut diperkosa oleh sekelompok orang kemudian dibunuh secara kejam, pada saat ini salah satu Negara yang dijuluki neraka bagi wanita adalah Negara India, dalam waktu 24 jam minimal 3 kasus pelecehan seksual terhadap wanita. 

Pada masa lalu pada masa pemerintahan dinasti Mughal di India wanita mendapatkan tempat yang begitu istimewa, mereka mendapatkan kebebasan yang berdasarkan keadilan dari ajaran agama Islam, pada masa ini wanita dimuliakan kedudukannya didengar pendapatnya dan sangat dihormati kedudukannya, pada masa pemerintahan Syah Jihan ia membangun Makam yang sangat Indah untuk Istrinya tercinta yang wafat, Makam tersebut yang dikenal sampai saat ini yaitu Taj Mahal[21], Taj Mahal saat ini masih terdaftar di UNISCO Sebagai salah satu keajaiban dunia. 

Pada Masa Pemerintahan Sultan Akbar dikeluarkan larangan Membakar wanita bersama mayat suaminya, yang mana pada saat itu menurut ajaran Umat Hindu India seorang wanita yang ditinggal mati oleh suaminya harus dibakar bersama suaminya sebagai bentuk kesetiaan kepada suaminya. Pada masa Sultan Akbar juga di keluarkan undang-undang pembatasan umur pernikahan nikah usia laki-laki adalah 16 tahun sedangkan wanita 14 tahun agar keturunan mereka tidak lemah[22]. Adanya kebijakan Sultan Akbar tersebut menunjukkan bahwa penghargaan kepada wanita pada masa Dinasti Mughal sangatlah tinggi, wanita mempunya posisi yang tidak dapat di abaikan dalam pemerintahan, politik maupun sosial 


KESIMPULAN 


Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dalam pembahasan Makalah ini adalah sebagai berikut: 

Sistem politik yang menonjol adalah politik “Sulahul” atau “toleransi universal”. Sistem ini mulai di terapkan pada masa pemerintahan Akbar, yang dikenal sebagai seorang pemimpin yang membawa Dinasti Mughal menuju masa Keemasan. 

Raja dinasti Mughal yang termasyhur adalah Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530), Humayun (1530-1556), Akbar (1556-1605), Jahangir (1605-1627), Syah Jihan (1628¬-1658), Aurangzeb (1658-1707). 

Dalam bidang ekonomi, Dinasti Mughal mengembakan sector pertanian, pertambangan dan perdagangan, akan tetapi sumber utama keuangan kerajaan lebih bertumpu kepada sektor pertanian. 

Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore. Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). 

Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405). Taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.Karya seni terbesar yang pada dicapai pada masa Dinaseti Mughal khususnya Pada masa Akbar dibangunnya istana Fatfur Sikri di Sikri, vila dan masjid – masjid yang indah. Pada masa Syekh Jehan dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi, dan istana indah di Lahore. Seni lukis, gubahan syair dan munculnya sejarawan pada masa Aurangzeb. 

Dalam bidang ilmu pengetahuan tidak mengalami kemajuan yang berarti bahkan menurun disbanding Dinasti Islam sebelumnya, pada masa ini Umat Islam cendrung untuk taqlid terhadap ulama-ulama klasik. kalaupun ada Ijtihad pada masa itu lebih kepada Ijtihad Mazhabm tidak ada pembaharuan, filsafat dianggap bidah, sebahagian besar umat Islam memilih jalan hidup Sufisme. 

Pada Masa Dinasti Mughal di India wanita mendapatkan tempat yang begitu istimewa, mereka mendapatkan kebebasan yang berdasarkan keadilan dari ajaran agama Islam, pada masa ini wanita dimuliakan kedudukannya didengar pendapatnya dan sangat dihormati kedudukannya, pada masa pemerintahan Syah Jihan ia membangun Makam yang sangat Indah untuk Istrinya tercinta yang wafat, Makam tersebut yang dikenal sampai saat ini yaitu Taj Mahal.

Daftar Pustaka 

Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban Dikawasan Dunia Islam. Jakarta : Rajawali Pers, 2010. 

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. 

Ansari, Edwan, http://edwaneloenks.blogspot.com/2012/03/kerajaan-dinasti-mughal-di-india.html ( Di akses pada tanggal 11- Januari – 2013) 

Rapidus, Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam.Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2000. 

Syukur, Fatah. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002. 

Yunus Rahim, Abu Haif, Sejarah Islam Pertengahan, Makassar: Alauddin Press, 2011. 


[1] Syamsul Bakri, Peta Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2011), h. 135. 


[2] Hamka, Sejarah Umat Islam (Singapura: Pustaka Nasional, 2005), h. 482. 


[3] Ajid Thahir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 202-203. 


[4] Op.Cit., h. 150 


[5] Samsul Bahri. Op.cit. h. 150 


[6] Musrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Bogor: Kencana, 2003), 259. 


[7] Ajid Thahir. Op.Cit. h. 204-205 


[8] Drs. H. Fatah Syukur NC, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2002) h. 142 


[9] ibid. h. 245 


[10] ibid. h. 247 


[11] ibid. h. 248 


[12] ibid. h. 249 


[13] ibid. h. 250 


[14] ibid. 


[15] ibid. 


[16] Rahim Yunus dan abu Haif, sejarah Islam Pertengahan ( Makassar: Alauddin Press, 2011), h. 210. 


[17] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklopedi Islam, , ( Cet. 4 Jakarta: PT Ichtiar baru van hoeve, 1997), h. 211. 


[18] Op.Cit., h. 211 


[19] Edwan Ansari, http://edwaneloenks.blogspot.com/2012/03/kerajaan-dinasti-mughal-di-india.html ( Di akses pada tanggal 11- Januari – 2013) 


[20] Ibid 


[21] Rahim Yunus dan abu Haif ., Op. Cit. h. 218 


[22] Rahim Yunus dan abu Haif ., Op. Cit

1 komentar:

Liberal News said...

Mughals were the consequence of political shuffling of diagnostic bchanges in northwestern Frontier Turan and uzbeg

HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html