Tokoh yang Berperanan Penting Dalam Pembangunan Madrasah Nizhamiah
Madrasah Nizhamiah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang sangat berpengaruh pada masa pemerintahan Dinasti Saljuk, pembangunan Madrasah Nizhamiah tidak lepas dari peranan Seorang Wazir Saljuk yang bernama Nizham Mulk. Nizham al Mulk adalah seorang yang sangat besar jasanya dalam pembangunan Madrasah Nizhamiah, ia adalah pencetus utama pendirian Madarasah Nizhamiah Sehingga namanya diabadikan sebagai nama Madrasah tersebut. Nizham Mulk adalah perdana mentri Dinasti Saljuk pada masa pemerintahan Sultan Alp Arslan dan Sultan Malik Syah, nama aslinya Abu Ali al-Hasan bin Ali bin Ishaq al-Tusi, ia pernah ke Nizabur dan menuntut ilmu pada ulama Mazhab Syafi’i bernama Hibatullah al-Muawaffaq, ayahnya adalah seorang pegawai pemerintahan Gaznawi di Tus, Khurasan, ketika sebagian besar Khurasan jatuh ke tangan Dinasti Saljuk, Ayahnya membawa Nizham Mulk lari ke Khusrawjird dan seterusnya ke Gazna, di Gazna Nizam Mulk bekerja pada sebuah kantor pemerintahan Mahmud Gaznawi, namun tiga atau empat tahun kemudian ia meninggalkan Gazna dan menuju ke daerah kekuasaan Saljuk, kemudian ia bekerja di Balakh yang dikuasai Saljuk kemudian pindah ke Marw, sehingga karirnya meningkat dengan cepat dan ia dipanggil ke istana sultan sebagai perdana mentri.[1]
Ali al-Jumbulati dalam bukunya perbandingan pendidikan Islam mengemukakan bahwa Ibnu al-atsir berpendapat:
Sesungguhnya Nizham al-Mulki, seorang mentri sultan Malik Syah al-Seljuqi (465 s/d 485 H.) telah mendirikan dua buah Madrasah yang masyhur yang terkenal dengan memakai namanya di Baghdad dan Naisabur, masing-masing dari Madrasah ini diberi Nama Nizhamiah dimana Imam al-Gozali memberikan pelajaran di Madrasah Nizhamiah Baghdad ini kemuadian pindah ke Madrasah Nizhamiah di Naisabur pada Akhir abad ke 5 Hijriah[2].
Nizham Mulk menunjukkan bakatnya yang mengagumkan dalam posisinya sebagai seorang perdana mentri ia menjadi seorang negarawan yang sangat terpercaya, untuk menjaga stabilitas negara ia memberikan saran kepada sultan agar memberikan lapangan pekerjaan kepada para pengungsi Turki yang datang dari Iran akibat kemenangan Dinasti Saljuk, dan meningkatkan kekuatan tempur pasukan bersenjata pemerintah, ia juga bergerak cepat dalam menumpas pemberontakan, akan tetapi mengampuni pemberontak yang menyerahkan diri, serta memberikan saran kepada Sultan agar mempertahankan kekuasaan lokal, baik yang berpaham Sunni maupun berpaham Syiah dan menunjuk keluarga Saljuk sebagai gubernur-gubernur.
Nizham Juga bertindak menghindari terjadinya perebutan kekuasaan dalam Dinasti Saljuk, setelah meninggalnya Sultan dengan cara mengumumkan dan menunjuk Maliksyah sebagai putra mahkota yang akan menggantikan Sultan, pada masa ini juga hubungan dengan kekhalifahan Abbasyiah dijalin dengan baik singga Nizham al-Mulk mendapat penghargaan dari khalifah Abbasyiah al-Qa’im dengan gelar Qiwam ad-Din dan Radi Amir al-Mu’min. Nizham Mulk tetap menjadi perdana mentri Dinasti Saljuk, bahkan setelah Alp Arslan terbunuh pada tahun 165 H/1072 M dan digantikan oleh Maliksyah, pada masa pemerintahan ini Nizham Mulk peranannya sebagai seorang perdana mentri semakin bertambah, Maliksyah yang naik tahta berumur 18 tahun, sehingga Nizham Mulk diberi kekuasaan untuk mengatur pemerintahan dan mengambil keputusan politik, ia diberi gelar Ata Beq oleh Sultan yang berarti Amir yang dianggap ayah, ia tetap menjalankan politik kerjasama dan taat kepada Khalifah Abbasyiah yang ketika itu di pegang oleh al-Muqtadi Ibn Amr Allah.
Nizham Mulk adalah seorang perdana mentri yang berfaham Asyariah ia mendirikan Madrasah dibeberapa kota dalam wilayah Saljuk, Madrasah yang ia dirikan diberi nama yang sama dengannya yaitu Madrasah Nizhamiah, Menurut Philip K. Hitti, Madrasah Nizhamiah adalah madrasah yang dijadikan sebagai contoh awal dari perguruan tinggi yang menyediakan sarana belajar yang memadai bagi para penuntut ilmu, usaha Nizham Mulk dalam membangun Madrasah Nizhamiah Nizham Mulk mendapat dukungan dari para ulama Asyariah dan Syafi’iah,
Sejarah mencatat bahwa Nizham Mulk adalah seorang alim agamawan, dermawan, adil dan penyantun, suka memaafkan orang yang bersalah, banyak diam, majlisnya banyak dihadiri oleh para fakih, dan ulama. Ia juga dikatakan menyampaikan Hadits di Baghdad,Khurasan dan kota lainnya dengan alasan untuk ikut berpartisipasi dalam menyebarkan hadis Nabi Muhammad saw. sekalipun ia mengakui dirinya bukanlah seorang ahli hadis. Pada tahun 479 H/1086-1087 M ia menghapuskan Khumus yaitu pajak yang tidak diberi sanksi Syariat dan meningkatkan sarana dan prasarana bagi mereka yang menunaikan ibadah haji, setelah Hijaz telah kembali kedalam genggaman Dinasti Saljuk yang sebelumnya dikuasai oleh Fatimiah pada tahun 468 H/1076 M, ia juga mengamankan jalur perjalanan haji dari Irak ke tanah suci Mekkah dengan membarantas para perompak yang mengancam para jama’ah haji ia juga memprakarsai perluasan Masjidilharam di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Setehun sebelum meninggal ia menulis kitab Siyaset Name buku yang mengenai politik tentang siasat pemerintahan yang berisi 50 bab nasehat yang digambarkan mengenai anekdot-anekdot sejarah, pada tahun berikutnya ia menambahkan 11 bab tentang bahaya mengancam negara utamanya dari kaum Qaramitha Ismailiah, yang akan mengancam keutuhan Dinasti Saljuk, Qaramitah Ismailiah adalah kaum yang pada tahun 483 H/1090-1091 M menyerbu kota Basrah dan bermarkas di Benteng Alamut, kaum ini mempunya pasukan pembunuh yang efektif diberi nama Hasyasyin, yang dipimpin oleh Hasan bin Sabbah, yang bertujuan menghidupkan Fatimiah, seorang pasukan hasan bin Sabbah berhasil membunuh Nizham Mulk di Shina, Nahawand, ketika ia dalam perjalanan dari Isfahan menuju ke Baghdad, ia terbunuh pada tanggal 10 Ramadan 485/14 Oktober 1092[3].
[1] Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Edisi ke IV; PT Ikrar Mandiri Abadi 2003)
[2] Ali al-Jumbulati Op.Cit.
[3] “Dewan Penyusun Insiklopedi Islam, Op.Cit.
0 komentar:
Post a Comment