Kurikulum merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan manapun, kurikulum dijadikan sebagai standarisasi dalam melaksanakan proses belajar mengajar, hampir setiap orang sudah mengenal kata kurikulum dengan pengertian dan presepsinaya masing-masing. Pengertian kurikulum dapat dibedakan dalam lima tataran yang berbeda yaitu kurikulum ideal, kurikulum formal, kurikulum Instruksional, kurikulum Intruksional dan kurikulum ekspriensial. Kurikulum formal adalah ditentukan oleh yang berwewenang dan kemudian digunakan sebagai dokumen resmi kurikulum seperti kurikulum yang ditentukan oleh negara, Kurikulum Intruksional adalah seperangkat skanario pembelajaran dari jam pertemuan ke jam pertemuan oleh guru yang bertugas mengimplementasikannya dalam suatu konteks kelembagaan tertentu, dengan kata lain kurikulum Intruksional adalah kurikulum yang mencerminkan niat para guru sebagai pelaksananya. Kurikulum operasional adalah perwujudan objektif dari kurikulum intruksional dalam interaksi pembelajaran, sedangkan kurikulum eksperiensial adalah makna dari pengalaman belajar yang terhayati oleh peserta didik.
Mengutip dari buku Rahmat yang berjudul paradigma pendidikan pada masa kejayaan peradaban Islam, Istilah “kurikulum” berasal dari bahasa latin “curriculum” yang berarti pelajaran, selanjutnya kata kurikulum menjadi istilah yang digunakan untuk menunjukkan pada sejumlah mata pelajaran yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan atau Ijazah[1]. Menurut Crow and Crow Kurikulum adalah rancangan-rancangan yang berisi sejumlah mata pelajaranyang disusun secara sistematis yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan program tertentu, setelah semakin bekembangnya ilmu pengetahuan kurikulum mengalami penafsiran yang berbeda dari para ahli seperi Sailor dan Alexander mengemukakan bahwa kurikulum bukan hanya sekedar memuat sejumlah mata pelajaran akan tetapi termasuk pula segala usaha lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik usaha itu dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas, berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa kurikulum merupakan landasan yang digunakan pendidikan untuk membimbing peserta didiknya menuju apa yang diinginkan.[2]
Kurikulum pengajaran di Madrasah Nizhamiah tidak ditemukan dengan tegas, menurut Mahmud Yunus pengajaran pada Madrasah Nizhamiah adalah ilmu-ilmu syariah dan tidak ada ilmu filsafat ia memberikan bukti sebgai berikut:
- Para ahli sejarah tidak seorangpun yang mengatakan bahwa diantara mata pelajaran ada ilmu kedokteran, ilmu falak dan ilmu-ilmu pasti, mereka hanya menyebut mata pelajaran nahu, ilmu kalam dan fikhi
- Guru-guru yang mengajar di Madrasah Nizhamiah adalah ulama-ulama syariah sehingga Madrasah tersebut merupakan Madrasah syariah bukan Madrasah filsafat.
- Pendiri Madrasah Nizhamiah bukanlaqh orang membela ilmu filsafat dan bukan orang yang membantu pembebasan ilmu filsafat.
- Zaman berdirinya Madrasah Nizhamiah bukanlah zaman filsafat, melainkan zaman menindas filsafat[3].
Walaupun dalam sistem pengajaran dan sistem keorganisasian Madrasah Nizhamiah sudah sangat baik, akan tetapi dalam hal kurikulum Madrasah Nizhamiah tidak berkembang dengan baik bahkan cenderung sama dengan kurikulum pendidikan sebelumnya, hal ini tidak lepas dari faktor politik yang mengitari perjalanan pembangunan Madrasah Nizhamiah, sebelumnya telah menyinggung latar belakang pembangunan Madrasah Nizhamiah yang dipengaruhi faktor politik, corak keilmuan yang berkembang di Madrasah Nizhamiah adalah corak keilmuan Sunni dikarenakan alasan politik tertentu.
Madrasah Nizhamiah mempunyai tugas pokok tersendiri yaitu mengajarkan fikhi yang sejalan dengan sesuatu atau lebih dari Mazhab Ahlussunnah Waljamaah, dan juga menjadi tempat menarik pelajar untuk menggunakan waktu mereka sepenuhnya untuk belajar[4]. Madrasah Nizhamiah bukanlah lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu pengetahuan yang bersifat duniawi aka tetapi lebih terfokus pada pelajaran ilmu-ilmu agama terutama fikhi, mazhab fikhi yang menonjol adalah mazhab fikhi syafi’i dan golongan teologi asyariah keduanya secara aktif dipelajari dan didalami, walaupun yang menonjol adalah mazhab Syafi’i akan tetapi mazhab yang lain juga didalami dengan adanya imam-imam khusus untuk masing-masing mazhab dan khalifah membentuk kadi yang ahli untuk masing-masing mazhab.
Tujuan pendidikan Madrasah Nizhamiah tidak terlepas dari tiga tujuan pokok tujuan pertama mengkader calon-calon ulama yang menyebarkan pemikiran Sunni menghadapi pemikiran Syiah, tujuan kedua, menyediakan guru Sunni yang cakap untuk mengajarkan mazhab Sunni dan menyebarkan ketempat lain, dan yang ketiga, membentuk kelompok kerja Sunni untuk berpartisipasi dalam menjalankan pemerintahan, memimpin kantor, khususnya dibidang peradilan dan manajemen[5].
Disiplin Ilmu yang dipelajari dalam Madrasah Nizhamiah adalah ilmu-ilmu yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan al-Quran, yakni pelajaran hadits dan tafsir, tantangan utama dalam mempelajari ilmu hadits adalah harus menghafal secara literal ratusan hadits dan membangun kemampuan untuk memilih hadits yang tepat diantaranya dalam menjawab pertanyaan hukum. Seni pidato juga merupakan bagian penting dari pendidikan ilmu-ilmu agama, sebab kemampuan dalam menyampaikan ceramah yang menggugah dan cerama ilmiah adalah suatu peran inti seorang ulama dalam pendidikan dan kehidupan beragama masyarakat[6].
Menurut Mahmud Yunus mata pelajaran yang diajarkan pada Madarasah Nizhamiah adalah al-Quran meliputi membaca, menghafal, dan menulis, selain dari itu diajarkan juga sastra arab, sejarah Nabi Muhammad saw, fikhi, ushul fikhi dengan menitik beratkan kepada mazhab Syafi’i dan teologi Asyariah[7]. Hamid Hasan Bilgrami berbeda pendapat dengan Mahmud Yunus mengenai materi yang diberikan pada Madrasah Nizhamiah, ia menyatakan bahwa mata pelajaran yang diberikan pada Madrasah Nizhamiah juga mencakup ilmu bahasa tradisional, fikih, kajian keislaman, ilmu hisab, faraid, penelitian tanah, sejarah sastra, kesehatan, cara memelihara binatang, bercocok tanam dan sejarah kealaman.[8]
Penulis mengambil kesimpulan bahwa Madrasah Nizhamiah adalah Madrasah yang mengajarkan faham Sunni, dan lebih menonjol kepada Mazhab Syafi’i, walaupun demikian Mazhab lain juga diajarkan di Madrasah ini, dari bukti-bukti yang telah diuraikan diatas Madrash Nizhamiah bukanlah Madrash yang mengajrkan ilmu-ilmu duniawi, akan tetapi Madrasah Nizhamiah hanya mengajarkan Ilmu agama, terlebih ilmu-ilmu tentang al-Quran, seperti tafsir, hadits, fikhi, menghafal sejarah Nabi, walaupun demikin ada yang pendapat lain yang mengatakan Madrasah Nizhamiah juga mengajarkan ilmu Hisab, cocok tanam, sastra Arab, kesehatan dan Ilmu kealaman, hal ini terjadi karena perbedaan penafsiran atau perbedaan sumber yang didapatkan para Sejarawan.
Lihat : MADRASAH NIZHAMIAH V (Sistem Pengajaran)
Lihat : MADRASAH NIZHAMIAH VII (Dampak Politik & Ilmu Pengetahuan)
Lihat : MADRASAH NIZHAMIAH V (Sistem Pengajaran)
Lihat : MADRASAH NIZHAMIAH VII (Dampak Politik & Ilmu Pengetahuan)
CATATAN KAKI
[1] Rahmat, Paradigma Pendidikan Pada Masa Kejayaan Peradaban Islam, (Makassar: Alauddi University Press, 2011), h. 130.
[2] Ibid., h. 131.
[3] Samsul Nizar (ed), Sejarah Pendidikan Islam, Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia, (cet. III; Jakarta: Kencana, 2009), h. 161
[4] Ibid.
[5] Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam pada priode klasik dan pertengahan (Cet.II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h.65
[6] Michael Stanton, Op.ci, h. 53.
[7] Samsul Nizar (ed), Op.Cit, h.161. Lihat Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Cet.VI; Jakarta: PT Hidayakarya Agung, 1990),h. 70.
[8] Ibid.,h.162. Lihat Hamid Hasan Bilgrami, The Concept Islamic University, Terj.Macnum Husein, konsep Universitas Islam (Jogjakarta: Tiara Wacana, 1989),h. 48.
0 komentar:
Post a Comment