Tuesday, 23 December 2014

Gerakan Aligarh di India

Gerbang Depan Universitas Aligarh India
Usaha menyebarluaskan suatu gagasan pembaharuan dapat ditentukan, antara lain oleh kualitas murid sebagai pengikut dari pencetus ide-ide pembaharu itu, dan oleh keberadaan lembaga pendidikan sebagai sarana yang dipergunakan untuk mengembangkan ide-ide tersebut. Hal ini dibuktikan dalam perjalanan Sayyid Ahmag Khan sebagai tokoh pembaharu di India.

Untuk menyebarluaskan ide-ide pembaharunya, selain melalui buku-buku dan artikel-artikel yang Dia tulis di majalah Tahzib al-Akhlaq, Dia juga menyebarkan melalui sarana pendidikan yang bernama Muhammadan Anglo Oriantal Collage (MAOC) di Aligarh. Sekolah ini didirikan oleh Sayyid Ahmad Khan pada tahun 1878 di Aligarh yang kemudian dikenal dengan gerakan Aligarh merupakan peristiwa bersejarah dan cukup berpengaruh dalam suatu usaha pembaharuan umat, terutama bagi perkembangan dan kemajuan umat Islam di India.
Sekolah inilah yang kiranya dapat menghasilkan pengikut dan kader-kader yang melanjutkan ide-ide pembaharu Sayyid Ahmad Khan. Oleh karena itu, para penulis tentang perkembangan Islam di India mencatat bahwa gerakan Aligarh dipandang sebagai penggerak utama bagi terwujudnya pembaharuan Islam di India. Hal itu dapat diterima, sebab kemudian dapat diketahui bahwa pengaruh terbesar yang diberikan gerakan Aligarh diterima terutama oleh golongan integensia muslin India. Dan dari sinilah gerakan Aligarh secara bertahap telah dapat membangkitkan dan memajukan masyarakat Islam India.

A. Kemunculan Gerakan Aligarh

Bila ditinjau dari segi waktu, gerakan Aligarh ini muncul setelah Sayyid Ahmad Khan meninggal pada tahun 1889 M, gerakan ini merupakan kelanjutan dari obsesi Sayyid Ahmad Khan dalam upaya memperbaiki nasib umat Islam di India, yang salah satu jalan mencapai hal itu adalah melalui pendidikan. Untuk memperoleh model dan sistem pendidikan yang baik, pada tahun 1868/1870 M Dia berkunjung ke Cambrige Unversity di Inggris. Sepulangnya, pada tahun 1878 M Dia mendirikan sekolah modern yang diberi nama Muhammadan Anglo Oriental Collage (MAOC) di Aligarh.

Pada tahun 1920, tiga dekade setelah Sayyid Ahmad Khan meninggal, status MAOC ditingkatkan menjadi Unversitas. Pengembangan diarahkan pada perluasan wawasan dan cakrawala berpikir, humanisme yang luas serta menerapkan sikap ilmiah.

Dalam mengelola lembaga pendidikan tersebut, Sayyid Ahmad Khan dibantu oleh tenaga-tenaga yang cakap, seperti anaknya sendiri mengenai pendanaan dan manajemen. Selain itu Dia juga dibantu oleh tenaga-tenaga ahli Eropa, seperti Theodor Beck, Sir Wlater Releigh, dan Thomas Arnold. Mata pelajaran yang diberikan sebagian besar perupakan ilmu pengetahuan modern, seperti bahasa inggris, ekonomi, filsafat, sejarah, ilmu pasti, ilmu alam, dan kimia. Perlu diingat bahwa pendidikan agama Islam dan ketaatan siswa menjalankan agama sangat diperhatikan. Sekolah itu bukan hanya terbuka bagi orang Islam, tapi juga bagi non muslim dan bahkan dalam perkembangan selanjutnya, yaitu setelah tahun 1947, presentase jumlah non muslim meningkat.

Gerakan MAOC yang pada mulanya merupakan tradisi keilmuan, yaitu bahwa dalam pengkajian dan penyebaran ilmu dilembaga ini didasarkan atas: a) kebebasan berpikir, b) penghargaan terhadap sains dan cultur asing (Barat), c) keterbukaan, dan d) keseimbangan dalam pengembangan moral kejiwaan dan pikiran siswa. Yang menurut Sir Alferd Comyns Lyall hal demikian akan dapat memenuhi kebutuhan komunitas Islam India, dan sedikit atau banyak juga akan memenuhi kebutuhan seluruh komunitas yang ada di India secara baik.

Dengan berpegang pada prinsip tersebut, sebagai lembaga pendidikan dalam perkembangan selanjutnya, gerakan Aligarh ini nampak lebih bersifat tebuka, loyal, dan bersifat kompromis. Terbuka dalam arti bahwa lembaga ini terbuka bukan hanya bagi mahasiswa muslim, tapi juga bagi mahasiswa non muslim, dan ilmu yang dikaji bersifat umum, tidak hanya ilmu keIslaman. Kompromis dalam arti lembaga ini mempunyai sikap loyal dan bahkan kerja sama dengan penguasa serta menerima nilai-nilaa Barat. Hal inila yang mendorong gerakan Aligarh menjadi semakin penting eksistensinya bagi kemajuan umat Islam India. Sebab sejarah membuktikan dalam konteks pembaharuan di dunia Islam di berbaga negara- bahwa kerja sama baik antara pengelola pendidikan dengan pihak pemerintah atau penguasa, ditambah keterbukaan lembaga tersebut dalam pengelolaannya akan banyak memberikan kemanfaatan bagi perkembangan lembaga tersebut. Bahkan bagi perkembangan sosial budaya, dan politik masyarakat.

Itulah sekilas mengenai MAOC sebagai markas gerakan Aligarh denga potensi telah berkembang menjadi sebuah intuisi yang berperan di dalam menyelesaikan persoalan pendidikan, sosial, dan politik umat Islam di India. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya telah menjadi sebuah Universitas, Ia mampu menjadi pusat geraka pembaharuan Islam di India. Hal ini terbukti dari lembaga ini banyak muncul pemikir-pemikir serta pembaharu yang sangat berperan dalam usaha membangkitkan umat Islam India menuju arah kemajuan. 

B. Para Tokoh Gerakan Aligarh dan Ide-idenya

Sebagaimana diketahui bahwa muncul gerakan Aligarh adalah sebagai kelanjutan dari ide-ide Sayyid Ahmad Khan yang dianut dan disebarluaskan oleh para murid, pengikut, dan sahabatnya. Gerakan yang kemudian dikenal menjadi sebuah Unversitas Islam Aligarh sebagai pusat pembaharuan Islam India. Diantara para tokoh yang terkenal dalam gerakan Aligarh adalah Muhsin al-Mulk, Viqar al-Mulk, Altaf Husen Hali, Chirah Ali, Nazir Ahmad, Shalah al-Din Khuda Bakhs, dan Muhammad Shibli Nu’mani.

1. Nawab Muhsin al-Mulk

Salah seorang diantara tokoh gerakan Aligarh adalah Sayyid Mahdi Ali yang kemudian dikenal dengan Nawab Muhsin al-Mulk (1837-1907). Dia adalah kawan dekat Sayyid Ahmad Khan, pernah menjadi pejabat di Hyderabad, dan pada tahun 1863 Dia berkunjung ke Inggris untuk kepentingan pemerintahan Hyderabad. Dia menulisa artikel Tahzdib al-Akhlaq dan kemudianjuga di majalah terbitan MAOC. Pada tahun 1893, Dia menggantikan kedudukan Sayyid Ahmad Khan di MAOC.

Jasa Nawab Muhsin al-Mulk dalam penyebarluasan ide-ide Sayyid Ahmad Khan adalah besar. Hal in terlihat antara lain dengan usaha melalui konferensi Pendidikan Islam (1886), dengan tujuan ingin berusaha menyatuka program pendidikan dikalangan umat Islam di India. Nawab Muhsin al-Mulk mencoba membuka hubungan antara Aligarh dengan ulama terutama yang berada di Doeband. Pendekatan yang Dia gunakan dalam hubungan tersebut, menurut Harun Nasution, lebih lanjut dibandingkan dengan sikap Sayyid Ahmad Khanterhadap ulama Doeband.

Usaha peningkatan dan pengembangan pendidikan yang diusahakan Nawab Muhsin telah membawa hasil yang secara kuantitatif berhasil menaikkan presentase jumlah siswa, dibandingkan ketika Dia mulai memimpin MAOC ini. Jika pada awal tahun jabatannya jumlah siswa hanya 343 orang, maka padaakhir jabatan (1907) jumlahnya mencapai 800 orang. Keberhasilan ini membawa hasil yang baik, yaitu dengan banyaknya ulama-ulama India yang berkunjung ke MAOC dan mulai terbuka pikiran-pikiran mereka menerima ide-ide yang dikembangkan oleh gerakan ini.

Dalam pandangan politik, Nawab Muhsin al-Mulk berbeda dengan Sayyid Ahmad Khan, Dia tidak segan-segan memasukka bidang politik. Dalam kebijaksanaan politik, Dia melihat bahwa umat Islam India sebagai golongan minoritas tidak akan mengalahkan golongan mayoritas Hindu dalam pemilihan umum. Oleh sebab itu, Dia menghendaki agar umat Islam India diberikan daerah-daerah pemilihan terpisah. Untuk itu Nawab berusaha membentuk delegasi umat Islam India di tahun 1906, dan diterima oleh Lord Minto. Peristiwa inilah yang membawa kepada terbentuknya Liga Muslim India.

2. Viqar al-Mulk (1841-1917)

Pemimpin lain yang mempopulerkan gerakan Aligarh ini adalah Viqar al-Mulk. Sejak muda Dia telah menjadi pembantu dan pengikut Sayyid Ahmad Khan. Di tahun 1907 Dian menggatikan Nawab Muhsin al-Mulk sebagai pemimpin MAOC. Dia seorang ulama yang keras pendirian dan pegangan terhadap agama. Dari sikap yang demikian berpengaruh terhadap kehidupan di MAOC. Kehidupan keagamaan diperkuatnya, pelaksanaan ibadah shalat dan puasa diperkuat oleh pengawasan Dia. Begitu pula kenaikan tingkat sangat bergantung terhadap kelulusan kuliah agama. Langkah-langkah tersebut membuat MAOC lebih bermasyarakat lagi dikalangan ulama India.

Pada masa kepemimpinan Viqar al-Mulk ketergantungan kepada pihank Inggris mulai berkurang, terutam terjadi pertentangan antara Dia dan salah seorang pajabat Inggris di MAOC. Sehingga kekuasaan pihak Inggris di MAOC mengurang. Dalam pandangan politik, pada awal Dia berpendapat bahwa keberadaan Inggris di India dapat mempertahankan keberadaan umat Islam India minoritas. Tapi pendiriannya berubah setelah rencana pembagian Bengal menjadi dua daerah pemilihan, yaitu daerah pemilihan Islam dan Hindu dibatalkan Inggris. Dia berpendapat bahwa Inggris bukan lagi tempat orang Islam menggantungkan nasib.

Viqar al-Mulk berpendirian, bahwa orang Islam India harus mempunyai partai tersendiri dan harus mempertahankan Liga Muslim India. Pendiriannya terhadap partai Kongres Nasional India tidak berubah, Liga Muslim India tidak boleh bergabung dengan Kongres.

3. Altaf Husain Hali (1837-1914)

Altaf Husai ini termasuk tokoh yang banyak berjasa terhadap gerakan Aligarh, kemahirannya dalam bahasa Inggris menjadikan Dia berkesempatan dapatbekerja sebagai penerjemah di kantor pemerintahan Inggris di Lahore. Kemudian Dia pindah ke Delhi. Di tempat inilah Dia berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan dan menjadi teman akrab.[7] Dia termasuk orang yang banyak mempopulerkan gerakan Aligarh. Dari syair yang Dia karang menjaikan Dia sejajar dengan para tokoh Aligarh lainnya. Melalui syair-syair yang terdapat dalam Musaddas itulah Dia membawa dan bermasyarakat ide-idepembaharuan yang ada di Aligarh.

Pandangannya dalam masalah pendidikan, yaitu dalam usaha mencerdaskan dan memajukan bangsa, terutama umat Islam India, tokoh ini mempunyai pandangan yang lebih progresif dari Sayyid Ahmad Khan tentang pendidikan kaum wanita. Dia berpendirian bahwa kaum wanita perlu mendapat kesempatan pendidikan yang sama dengan kaum pria.

Dalam pandangan politik, Dia berpendapat bahwa umat Islam India merupakan suatu kesatuan tersendiri di samping umat Hindu. Dalam hal ini kelihatan Dia sama dengan tokoh lainnya bahwa pada dasarnya pemisahan secara politik umat Islam dan umat Hindu adalah perlu. Akan tetapi bukan berarti Dia bersikap anti Hindu. Anjurannya terhadap para penulis muslimin India untuk mempelajari bahasa Hindu, nampaknya adalah dalam kaitannya dengan pengembangan Islam di India yang mayoritas beragama Hindu.

4. Chiragh Ali

Sebelum berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan, Dia sudah terkenal sebagai penulis. Keahlian itu kemudian Dia lanjutkan di majalah Tahzib al-Akhlaq setelah Dia menjalin hubungan dengan Aligarh. Buku karangannya Dia tulis dalam bahasa Inggris, dan yang paling terkenal adalah bukunya yang berjudul Poposed Reforms. Menurut pendapatnya, Islam sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad Saw bersifat elastis, tidak kaku dapat disesuaikan dengaan zaman. Islam sebagai satu agama tidak menentukanbentuk atau sistem sosial politik tertentu. Sistem-sistem itu sama sekali terlepas dari ikatan agama.

5. Salah al-Din Khuda Bakh

Dia adalah seorang tokoh gerakan Aligarh yang mempunyai pengaruh terhadap pembaharuan umat Islam India. Tokoh ini adalah sebagai seorang penulis yang karya-karyanya banyak berkaitan dengan persoalan pembaharuan umat Islam India. Pandangan tentang al-Qur’an agak berbeda denagn tokoh lainnya. Dia berpendapat bahwa al-Qur’an kitab suci yang lebuh bersifat buku petunjuj spritual yang mengandung norma-norma yang harus dipegangi daripada sebagai buku hukum yang mengikat selamanya.

Dia sebagaiamana Ahmad Khan menghendaki westernisasi masyarakat Islam India. Umat Islam dapat mengambil apa saja yang baik dari perdaban asing, tanpa ada larangan dari agama. Ajaran Islam tidak bertentangan dengan perdaban modern. Dia berpendirian bahwa ajaran Islam sangat sederhana hanya berpokok pada masalah kemahaesaan Tuhan dan kerasulan Muhammad, selebihnya hanya tambahan-tambahan. Di samping itu Dia juga berpendapat bahwa salah satu yang menyebabkan kemunduran umat Islam adalah malas dan mengorbangkan kesejahteraan material.

6. Maulvi Nazir Ahmad

Dia adalah seorang pengarang romanyang cukup berpengaruh terhadap umat Islam India. Karya-karyanya sekitar soal-soal agama, budi pekerti, dan problem-problem sosial. Dia juga menerjemahkan al-Quran ke dalam bahasa Urdu.

Salah satu pandangan Dia berpendapat bahwa kemunduran umat Islam disebabkan oleh umat Islam sendiri, hidup tidak lagi sesuai dengan ajaran-ajaran agama, bukan disebabkan oleh faktor dari luar. Dia lebih berorientasi pada kemajuan umat Islam dimasa lampau. Menurut Dia agar umat Islam mencapai kemajuan, maka harus hidup kembali seperti zaman klasik. Dengan sangat terikat oleh tradisi. Pandangan ini ternyata berpengaruh dan mempunyai implikasi dalam pemikiran keagamaannya. Dan oleh karenanya interpretasinya terhadap al-Quran seliberal Sayyid Ahmad Khan. Namun demikian, Nazi Ahmad seperti halnya Viqar al-Mulk telah membawa Aligarh lebih dekat lagi dengan ulama-ulama India.

7. Muhammad Shibli Nu’mani (1857-1914)

Shibli Nu’mani lahir di Azamgarh pada tahun 1857. Pendidikan awal yang di tempuh adalah madrasah tradisiona di bawah bimbingan Maulana Muhammad Faruq, seorang yang sangat radikal menentang ide-ide yang dikemukakan oleh Sayyid Ahmad Khan. Untuk memperdalam pengetahuan agama Dia kemudian belajar di Makkah dan Madinah. Sepulang dari sana, pada tahun 1883 Dia diangkat sebagai guru dalam bidang studi bahasa Arab dan Persia di MOAC. Di MOAC inilah Dia baru berkenalan dengan ide-ide pembaharuan yang dibawa oleh gerakan Aligarh. Namun, kelihatan latar belakang pendidikan madrasahnya baik di tempat tinggalnya di Makkan dan Madianh menjadikan Dia mempunyai sikap tidak seliberal Sayyid Ahmad Khan. Demikian juga karena persentuhan dengan MOAC Aligarh menyebabkan Dia berbeda dengan ulama-ulama lainnya. Baginya mempelajari filsafat tidaklah haram, demikian juga pemakaian akan dalam soal-soal agama dibolehkan. Hal ini mungkin sedikit banyak juga akibat pengaruh Imam Abu Hanifah, seorang Imam Mazhab Fiqh yang Dia tulis dan ikutu pendapatnya.

Sayyid Ahmad Khan meninggal dunia, Dia pergi ke Lucknow untuk memimpin perguruan tinggi Nadwat al-Ulama. Pemikiran modern moderat yang dianutnya membawa perubahan pada perguruan tinggi ini.

Demikian keberadaan gerakan Aligarh, tokoh-tokoh dan ide-idenya. Sekalipun berbeda dalam kebebasa berpikirnya, namun mereka masih tetap satu tujuan, yaitu ingin mangadakan pembaharuan dan perbaikan nasib umat Islam India. Hal ini nampak berhasil, sebab sebagaimana telah dikemukakan, sebagian besar cendekiawan dan pemimpin-pemimpin politik muslim India pada dekade akhir ke 19 dan awal abad ke 20 adalah produk gerakan Aligarh.

 Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang penulis paparkan pada pembahasan di atas, maka penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
  1. Sayyid Ahmad Khan yang lahir pada tahun 1817 M, adalah salah seorang tokoh yang disegani di India, dan termasuk pembaharu dalam Islam. Dia adalah keturunan bangsawan, ide-ide pemikirannya yaitu, tentang gerakan Aligarh yang ad di India yang kemudian dilanjutkan oleh murid-muridnya. Gerakan ini berkisar tentang perguruan tinggi yang berpusat di MAOC yang kemudian ditingkatkan menjadi perhuruan tinggi Aligarh.
  2. Tujuan didirikan perguruan tinggi ini yaitu agar umat Islam tidak jauh ketinggalan dari umat Hindu. Oleh karena itu, Sayyid Ahmad Khan dalam rangka memperjuangkan ide pemikiran Dia menempuh dengan dua jalur yaitu harus bekerja sama dengan pihak Inggris dan harus memajukan pendidikan terutama dari segi pengetahuan dan teknologi. Dia berpendapat bahwa umat Islam India hanya dapat disejajarkan dengan umat Hindu kalau umat Islam India belajar dari Barat karena mengingat umat Islam mundur karena agama yang mereka anut tidak lagi Islam murni, tetapi Islam yang telah bercampur dengan paham dan praktek yang berbeda (bid’ah).
  3. Adapaun perkembangan gerakan Aligarh, Sayyid Ahmad Khan sebagai pelopor gerakan ini berpendapat bahwa kemunduran dan kelemahan umat Islam India bisa di atasi hanya dengan mengambil alih metode berpikir ilmu-ilmu pengetahuan Barat. Untuk keperluan itu, Dia mendirikan Muhammadan Anglo Oriental College (MAOC) di Aligarh pada tahun1920. Dalam perguruan tinggi ini kurikulum yang mereka pakai mencakup ilmu agama dan ilmu pengetahuan Barat yang diberikan dalam bahasa Inggris.
  4. Peranan dan pengaruh gerakan Aligarh ini, khusus di India sangatlah dirasakan di mana umat Islam India yang dulu jauh ketinggalan dan mengalami banyak kemunduran. Untuk itulah peran aktif para tokoh pembaharu dalam gerakan ini khusus Sayyid Ahmad Khan sebagai pelopor utam didirikannya gerakan ini. Dia ingin menjadikan masyarakat Islam India itu maju dan berkembang dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

REFERENSI
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Cet: IX, Jakarta; Bulan Bintang, 1992)
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek II, (Jakarta;UI Press, 1986) 








0 komentar:

HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html HTTPS://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html